PROVIDENSIA 5


PROVIDENSIA 5
PEMELIHARAAN ALLAH 1
1.Biasanya pemeliharaan (providensia) dalam teologia Kristen dirumuskan sebagai aktivitas Pencipta yg tiada putusnya, yg oleh rahmat dan kebaikan-Nya yg berlimpah (Mzm 145:9; bnd Mat 5:45-48), Ia menegakkan ciptaan-Nya dalam keadaan teratur (Kis 17:28; Kol 1:17; Ibr 1:3), memimpin dan memerintah segala kejadian, keadaan dan perbuatan bebas para malaikat dan manusia (bnd Mzm 107; Ayb 1:12; 2:6; Kej 45:5-8) dan mengarahkan segala sesuatu kepada tujuan yg telah ditetapkan demi kemuliaan-Nya sendiri (bnd Ef 1:9-12).

2.Pandangan Kristen tentang hubungan Allah dengan dunia ini harus dibedakan dengan: (a) panteisme, yg melarutkan dunia ke dalam Allah; (b) deisme, yg melepaskan dunia dari Allah; (c) dualisme, yg membagi pengawasan atas dunia antara Allah dan suatu kekuatan yg lain; (d) indeterminisme, yg berpendapat bahwa dunia itu lama sekali tidak ada yg mengawasinya; (e) determinisme, yg menentukan adanya suatu pengawasan yg sedemikian rupa sehingga meniadakan tanggung jawab moral manusia; (f) ajaran tentang kebetulan yg menyangkal bahwa ada kuasa pengawasan dunia yg rasional; (g) ajaran tentang nasib yg menyangkal ada kuasa pengawas dunia yg penuh kebaikan.

3.Dalam Alkitab pemeliharaan Allah digambarkan sebagai suatu fungsi kedaulatan ilahi. Allah adalah Raja atas segala sesuatu, yg melakukan justru apa yg Ia kehendaki (Mzm 103:19; 135:6; Dan 4:35; bnd Ef 1:11). Keyakinan ini dengan kuat meliputi seluruh Alkitab. Garis-garis pokok di dalamnya dapat diuraikan sbb:

3.1..PEMELIHARAAN DAN TATA TERTIB ALAMIAH
Allah memerintah segala kuasa alamiah (Mzm 147:8 dab), segala binatang buas (Ayb 38-41), dan segala kejadian di dunia, yg besar dan yg kecil, dari hujan angin ribut yg disertai guntur dan petir (Ayb 37; Mzm 29) dan tulah-tulah (Kel 7:3-11:10; 12:29 dab; Yl 2:25) hingga kematian burung pipit (Mat 10:29) atau jatuhnya undian (Ams 16:33). Hidup fisik, pada manusia dan binatang, adalah milik-Nya. Dia-lah yg memberikannya dan mengambilnya kembali (Kej 2:17; 1 Sam 1:27; 2 Sam 12:19; Ayb 1:21; Mzm 102:23; 104:29 dab; 127:3; Yeh 24:16 dab; Dan 5:23, dll). Demikian juga halnya dengan kesehatan dan penyakit (Ul 7:15; 28:27, 60), keuntungan dan kemalangan (‘kejahatan’, Am 3:6; bnd Yes 45:7) dst.
Karena tata tertib alamiah yg teratur itu dipandang sebagai langsung tergantung kepada kehendak ilahi (bnd Kej 8:22), maka Alkitab lugu menerima gagasan tentang mujizat yg kadang-kadang terjadi yg nampaknya aneh bagi ketertiban yg telah ada; Allah melakukan apa yg Ia kehendaki di dalam dunia, dan tiada sesuatu pun yg terlalu berat bagiNya (bnd Kej 18:14).
Pemerintahan Allah berdasarkan pemeliharaan-Nya yg mantap atas tata tertib yg telah dijadikan, memaklumkan hikmat, kuasa, kemuliaan dan kebaikan-Nya (Mzm 8:1; 19:1-6; Kis 14:17; Rm 1:19 dab). Orang yg dihadapkan dengan penyataan ini, jika ia tidak mau mengakui Allah, ia tak dapat berdalih (Rm 1:20).
Alkitab menyajikan kesetiaan Allah dalam memenuhi tujuan-Nya yg baik di alam semesta, sebagai hal yg pada dirinya sendiri harus dipuji (bnd Mzm 104; 147), serta sebagai jaminan bahwa Ia adalah Tuhan atas sejarah manusia, dan akan memenuhi janji-Nya yg penuh kasih karunia di bidang itu juga (bnd Yer 31:35dab; 33:19-26).

BERSAMBUNG ………