RELASI GURU-MURID (8)
METODE MENGAJAR YESUS (8)
https://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=724&res=jpz
1.Metode mengajar Yesus yang berkesan dari Kitab Injil, sebagaimana dikemukakan oleh Donald Guthrie, dalam A Shorter Life of Christ, amat kreatif, bervariasi dan penuh hikmat serta kuasa. Guthrie menyimak bahwa dalam mengajar beberapa karakter penting dari Yesus sangat nyata dan penting sebagai pemikiran bagi kita yakni: (a) Penyesuaian diri-Nya yang tinggi terhadap audiens; (b) Pemakaian retorika dalam pengajaran-Nya; (c) Pemakaian logika dalam dialog atau tanya jawab; (d) Pengulangan gagasan untuk menekankan kebenaran; (e) Yesus tak lupa menggunakan berbagai ilustrasi; (f) Yesus senantiasa tak ketinggalan dengan humor: (g) Yesus pun memakai puisi; (h) PemakaianNya yang amat sering terhadap nats atau gagasan Perjanjian Lama dalam khotbah dan diskusi; (i) Warna dan bentuk-bentuk perumpamaan-Nya.
2.Yesus sebagai Pendidik melebihi tri tugas pendidikan yang kita kenal di Indonesia. Pendidikan di Indonesia mengenal tugas guru yang harus berada di depan, di tengah-tengah atau di antara serta di belakang murid-murid-Nya. Membaca keempat Injil, Kita akan kagum menyimak bahwa Yesus lebih daripada itu. Mengapa demikian? Pertama, Yesus memang berada di depan murid-murid-Nya untuk menjadi teladan. Dia memimpin mereka dalam berbagai perjalanan. Dia menghadapi tokoh-tokoh agama Yahudi di depan murid-murid-Nya. Kedua, Yesus memang berada di tengah-tengah para murid karena membina mereka melalui persahabatan dan persekutuan yang indah dan hangat. Yesus tinggal bersama-sama dengan murid-murid-Nya dari kelompok duabelas secara khusus. Para rasul pada kemudian hari tak melihat satu kesalahan atau kejahatan pun ada pada diri Yesus Kristus (bdk. 1 Pet. 2:24;3:18). Ketiga, Yesus berada di belakang mereka, memberikan arahan, dorongan, koreksi bahkan pengawasan. Ketika para murid menaiki perahu di danau Galilea, dari kejauhan Yesus mendoakan mereka. Ia tahu kalau mereka berada dalam bahaya karena diterpa oleh angin ribut. Seketika Baja Yesus datang memberikan pertolongan. Akhirnya, Yesus berada di dalam mereka melalui kehadiran Roh Kudus. Hal ini semakin nyata setelah masa kebangkitan dan kedatangan Roh Kudus (hari Pentakosta). Karena itu, Yesus menegaskan bahwa hubungan-Nya dengan murid ialah seperti pokok anggur dengan rantingnya. Yesus ingin berdiam di hati murid-murid dan sebaliknya para murid juga harus tinggal di dalam Dia, dalam kasih dan firman-Nya sehingga hidup mereka berbuah banyak, guna mempermuliakan Allah Bapa (Yoh 15:4-16). Paulus memahami tugas ini sehingga ia menyatakan kepada jemaat di Kolose bahwa Kristus Yesus ada di tengah-tengah mereka (Kol 1:27). Paulus sendiri merasakan kuasa Yesus dalam dirinya dalam segala keadaan (Kol 1:28,29; Gal. 2:19-20).