RENUNGAN HARIAN 1 APRIL 2017


BACAAN LEKSIONARI
Hari biasa Pekan IV Prapaskah

Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53

YOHANES 7:40-53
Yoh 7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.”
Yoh 7:41 Yang lain berkata: “Ia ini Mesias.” Tetapi yang lain lagi berkata: “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
Yoh 7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.”
Yoh 7:43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
Yoh 7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya.
Yoh 7:45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak membawa-Nya?”
Yoh 7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!”
Yoh 7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: “Adakah kamu juga disesatkan?
Yoh 7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?
Yoh 7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!”
Yoh 7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka:
Yoh 7:51 “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?”
Yoh 7:52 Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.”
Yoh 7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

REFLEKSI BACAAN : MENGELOLA KETEGANGAN SECARA KREATIF DAN MEMBANGUN

ยท Terjadi ketegangan antar orang-orang yang percaya kepada Yesus dan yang tak percaya, itulah isi bacaan Yohanes hari ini. Berbagai ketegangan macam ini juga sedang terjadi di negeri kita tercinta Indonesia ini maapun dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimanapun juga. Di Indonesia misalnya akhir-akhir ini terjadi ketegangan sekitar masalah pilkada yang kalau tidak ditangani secara baik akan merembet kemana mana.

Akhirnya “mereka pulang, masing-masing ke rumahnya”, artinya hidup dan bertindak menurut kemauan dan keinginan sendiri, bahkan hal ini juga telah mempengaruhi masyarakat sehingga anggota masyarakat juga hidup dan bertindak seenaknya sendiri.

Kami berharap kepada rekan-rekan beriman dan beragama untuk tetap setia pada iman dan ajaran agamanya, serta bekerja sama membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati di tengah-tengah ketegangan yang sedang terjadi masa kini. Hendaknya kita tidak terjebak pada pancingan atau rayuan dari mereka yang bersikap mental mau menang sendiri , tidak menghiruaukan kepentingan masyarakat lain yang lebih luas. Mari kita mengelola ketegangan secara kreatif untuk membangun kepentingan bangsa yang lebih luas.

“TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas. Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil. Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat” (Mzm 7:9-12)