SALING MENGUNGKAP CINTA


SH: Kid 1:1–2:7
SALING MENGUNGKAP CINTA

Alkitab membicarakan semua aspek hidup manusia. Tidak ada yang dianggap tabu, tidak penting, dan tidak perlu diperhatikan. Kidung Agung membicarakan hubungan cinta dua orang kekasih dan tempat wajar seksualitas dalam hubungan cinta itu. Kitab ini menolak dua macam ekstrem yang salah: pengumbaran nafsu yang liar, juga asketisisme (pengekangan diri) yang salah.

Pasangan yang sedang menjalin cinta ini saling mengekspresikan kerinduan, keraguan diri, pujian, dan harapan mereka. Mempelai perempuan tidak merasa tabu dengan kerinduannya akan kecupan mempelai laki-laki. Kecupan ini dikaitkan dengan pengertian cinta yang telah dinikmatinya dari mempelai laki-laki (1:2). Kerinduan itu bukan timbul dari dirinya sendiri melainkan merupakan suatu respons terhadap cinta mempelai laki-laki kepadanya. Ia menghargai cinta itu melebihi kenikmatan lain (anggur). Keduanya saling sadar akan daya tarik cinta, fisik, dan dorongan untuk saling menyukakan (1:7, 2:3). Cinta antarlawan jenis dalam hubungan yang benar adalah karunia Ilahi. Cinta itu tidak dipaksakan, tumbuh dengan sehat, saling memberi dan menerima, serta saling memperkaya yang berpuncak pada persatuan intim (1:16). Dalam karunia cinta yang murni itu pengenalan diri secara jujur menjadi pengalaman indah (5-6).

Dalam terang Perjanjian Baru pernikahan tidak mungkin tidak berkait dengan pemahaman hubungan Kristus dengan jemaat (Ef. 5:22-33). Pernikahan bukan ada untuk pernikahan itu sendiri melainkan menjadi sarana untuk memahami keluasan dan kedalaman cinta kasih Kristus kepada jemaat. Kasih kita kepada Kristus bagaikan melodi utama dalam lagu yang disertai dengan melodi-melodi yang lain yang membentuk keanekaragaman nada-nada kehidupan. Tanpa kasih Kristus yang menjadi pusatnya, pernikahan akan menjadi berhala.

Renungkan: Erosi cinta karena kepalsuan harus diberantas oleh penghayatan cinta yang murni dan kudus.

SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=22&chapter=1&verse=1