S A U L DIURAPI DIHADAPAN RAKYAT
1 Samuel 11:1-15
1.Ada bermacam macam pemimpin dalam hidup ini. Mulai dari pemimpin rumah tangga, pemimpin perusahaan, pemimpin sekolah, pemimpin rumah sakit, pemimpin gereja, pemimpin partai,pemimpin pemerintahan,dstnya. Ada berbagai proses pemimpin itu dipilih. Untuk pemilihan pemimpin daerah dikenal apa yang disebut Pilkada. Pada hari yang ditentukan rakyat akan berbondong bondong akan pergi kekotak suara untuk menentukan pilihannya. Pemenang suara terbanyak akan terpilih menjadi kepala daerah apakah Gubernur, Bupati atau Walikota. Dari proses pemilihan kita tahu bahwa rakyatlah yang memilih pemimpin mereka.
2.Tidak demikian dengan pemilihan pemimpin Israel. Mereka tidak menganut apa yang disebut demokrasi (pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistim pemerintahan di Alkitab adalah Theokrasi ( theos = Allah , krasi= memerintah- jadi Theokrasi adalah pemerintahan oleh Allah). Karena rakyat Israel menginginkan raja yang kelihatan seperti bangsa bangsa lain, maka Allah mengizinkan. Allah melalui nabinya memilih seorang raja yang tidak lain adalah pelayan Tuhan. Saul dalam hal ini telah ditunjuk Tuhan Allah melalui Samuel untuk menjadi raja.
3. Saul telah ditunjuk menjadi raja tetapi dalam bacaan kita belum menjalankan fungsinya secara penuh Karena belum dilantik dihadapan semua bangsa Israel. Saul dalam bacaan kita masih menggembalakan lembu. Disinilah kepemimpinan nya diuji ketika ada persoalan.
Orang-orang Yabesy-Gilead akan diserbu dan dijajah oleh musuh mereka, orang Amon (ayat 2). Orang Yabesh tidak berani melawan dan mau takluk saja melalui sebuah perjanjian. Cuma saja perjanjian itu sangat sadis yaitu Orang Amon meminta semua penduduk mencungkil mata kanan mereka. Orang Yabesy minta waktu 1 minggu dan dalam waktu itu mereka meminta bantuan kepada sesame saudara Israel . Ketika orang orang di Gibea mendengar kisah itu menangislah mereka. Saul mendengar akan kecongkangkan dan permintaan sadis dari bangsa Amon. Saul yang mendengar ini, berkuasalah Roh Allah atas dirinya. Dalam amarahnya maka ia memobilisasi bangsa Israel untuk mengadakan perlawanan.
4.Pemilihan Tuhan atas Saul terbukti tidak keliru. Pada saat yang tepat, kepemimpinan Saul pun menjadi nyata. Terlihatlah akan kualitas Saul sebagai pemimpin:
Pertama, Saul menunjukkan kepedulian Ilahi atas penderitaan yang dialami sebagian umat-Nya (ayat 6).
Kedua, Saul menggunakan otoritas yang Tuhan berikan kepada dia untuk menantang bangsanya bersatu melawan musuh (ayat 7-8). Saul memberikan semangat dan pengharapan kepada orang-orang Yabesy-Gilead bahwa Tuhan akan menolong mereka melalui umat-Nya (ayat 9).
Ketiga, dengan hikmat Ilahi Saul menggunakan strategi jitu menghancurkan musuh (ayat 11).
Keempat, kepemimpinan Saul terkontrol dan tidak lepas kendali. Ini nyata dari sikapnya yang tidak mendendam orang-orang yang pernah menolaknya (ayat 13).
5.Apa yang Saul lakukan menjadi tanda bahwa urapan Allah ada pada dirinya. Secara aklamasi pun bangsa Israel melihat dan menerima Saul sebagai raja Israel urapan Allah. Atas dorongan Samuel, akhirnya Saul benar-benar dinobatkan sebagai raja Israel di Gilgal (ayat 15).
6.Bersabar sampai pada waktunya. Itulah yang dijalani oleh Saul. Ia telah diurapi secara peorangan artinya tidak didepan khalayak ramai ( 1 Sam 10:1). Dibutuhkan waktu sampai ia dilantik didepan umum dan kepemimpinannya diterima oleh kalangan yang luas. ( 1 Sam11:15). Dari sini kita belajar untuk bersabar untuk menantikan kepenuhan janji janji Tuhan dalam hidup kita. Bersabar dalam menantikan jawaban doa. Bersabar menantikan kenaikan pangkat dan gaji. Bersabar dalam mendapatkan jodoh atau teman hidup. Bersabar untuk menantikan pemenuhan hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11).