SELALU ADA JALAN DALAM KRISTUS

FS 10 -SELALU ADA JALAN DALAM KRISTUS

 

1.Dalam Fs 02 dibicarakan calon independen yaitu mahasiswa teologia yang tidak mendapat dukungan dan bukan utusan Sinode ke STT, konsekwensinya mereka harus mencari sumber pendanaan sendiri . Fs 09 membicarakan penempatan atau pemanggilan lulusan STT yang didukung dan utusan Sinode. Disini kita melihat ada kemudahan dan kenyamanan tersendiri bagi mahasiswa utusan Sinode, pembiayaan didukung Sinode dan setelah lulus ada pengaturan dari Sinode. Dalam tulisan di Fs 10 ini akan lebih berfokus kepada mahasiswa independent. Kepada anda anda saya mau katakan tidak perlu berkecil hati. Dalam iman kepada  Kristus selalu ada jalan terbuka bagi anda. Dibawah ini akan dipaparkan pengalaman hidup  3 mahasiswa independen. Karena penulis belum berkonsultasi dengan mereka   untuk menampilkan mereka dalam tulisan ini, maka penulis akan memakai nama singkatan saja. Ini kisah nyata dan bukan fiksi. Lokasi seminari  di Singapura, demikian pula gereja berbahasa Indonesia di Singapura.

 

2.Mahasiswa pertama berinisial T. Datang ke Singapura sebagai mahasiswa independent artinya tidak diutus gereja. Sudah sarjana dan sudah beristri. Memasuki program Master of Divinity yaitu program untuk mereka yang telah memiliki gelar Sarajana S 1. Lama kuliah tiga tahun. Selama kuliah berkenalan dengan gereja berbahasa Indonesia. Bukan itu saja tetapi juga membantu pelayanan diantara para remaja. Setelah lulus dengan berkat Tuhan dapat dipekerjakan di jemaat berbahasa Indonesia. Ada persyaratan dari gereja tersebut hanya mempekerjakan rohaniwan utusan gereja di Indonesia. SEhubungan dengan hal ini maka pendeta senior ditempat tersebut sempat berkunjung ke Indonesia menemui gereja asal Bapak T di Jakarta. Maksudnya mau meminta agar gereja tersebut mau membuat surat pengutusan dari gereja tersebut ke jemaat berbahasa Indonesia di Singapura. Pendeta gereja Jakarta tadi tidak bersedia dengan alasan bahwa Bapak T memang pergi atas inisiatifnya sendiri jadi tidak ada urusan dengan gereja. Karena tidak berhasil mendapatkan surat pengutusan dan masa pelayanan berakhir maka Bapak T tidak dapat dilanjutkan pelayanannya. Selesai dari Singapura maka Bapak T dengan istri pergi ke Amerika Serikat dan mengambil studi lanjutan.  Diperkirakan selama studi Bapak T ini mengadakan pendekatan terhadap gereja gereja Bahasa Indonesia di California, Amerika Serikat. Terdengar kabar bahwa Bapak T telah melayani lagi disana di gereja berbahasa Indonesia.

 

3.Berikutnya adalah mahasiswa C sudah beristri dan sudah punya pengalaman kerja. Dan mahasiswa lainnya B, juga sudah beristri dan sudah punya pengalaman kerja di Jakarta. Meyakini terpanggil untuk melayani penuh waktu mereka pun pergi ke Singapura untuk studi di seminari disana sebagai calon independen. Singkat cerita mereka lulus dan keduanya dapat bekerja di dua jemaat berbahasa Indonesia yang berbeda. Masalah pendeta harus utusan dari gereja Indonesia rupanya sudah ada kelonggaran dan  ada kebijaksanaan baru sehingga mereka dapat dipanggil dan dipekerjakan. Semua lancar sehingga keduanya ditahbiskan sebagai pendeta ditempat jemaat yang berbeda.  SAmbil bekerja mereka sempat juga mengambil studi lanjutan S 3 bidang ministry sedang yang satunya lagi sempat studi lanjutan S 3 bidang ibadah di Amerika Serikat.  Masa kerja dijemaat tersebut adalah 4 tahun dan mereka sempat mengalami perpanjangan sehingga kurang lebih melayani 8 tahun. Selesai di Singapura mereka kembali ke Indonesia. Kini Pdt C melayani di Bandung dan menjadi pimpinan sebuah STT, sedangkan Pdt B menjadi tenaga Pengajar di sebuah STT di Jakarta.

 

4.Masih ada beberapa mahasiswa/wi independen asal Indonesia  yang sempat belajar di seminari seminari Singapura. Dengan berkat Tuhan mereka dapat menyelesaikan studinya pada tingkat Master of  Divinity, Master of Theology dan ada juga yang mencapai gelar Doctor of Theology. Semua yang penulis kenal  telah kembali ke Indonesia dan melayani  dibeberpa perguruan teologia disamping ada yang melayani di pelayanan kemasyarakatan.

Apa yang hendak penulis sampaikan melalui tulisan diatas adalah betapa indahnya pengaturan Tuhan atas para mahasiswa independent tadi. Tidak ada Sinode yang mengutus dan membiayai tetapi mereka dipimpin dan diberkati sampai lulus, diatur penempatan pelayanan oleh Tuhan dengan memakai orang orang disekitar mereka. Mereka semua sekarang dapat melayani Tuhan dan kebanyakan telah ditahbiskan sebagai pendeta. Penampilan kisah ini tidak lain untuk memberikan semangat kepada mahasiswa independen. Anda tidak mendapat dukungan , tidak diatur dan tidak ditempatkan oleh Sinode tetapi berkat penyertaan Tuhan akan tetap dapat  dirasakan dan dialami secara luar biasa. Secara umum bagi setiap orang Kristen dapat menarik pelajaran dari sini yaitu bahwa dalam Kristus senantiasa ada jalan. Pengaturan sempurna akan  ada bagi setiap orang yang mau berserah dan diatur olehNya. SEgala puji syukur dan hormat bagi kemuliaan Tuhan.

 

Bersambung  KE FS 11-PELAYANAN DI JEMAAT PERTAMA