SELAMA KESEMPATAN MASIH ADA
Yer 36:1-19
Bertubi-tubinya berita penghukuman Tuhan atas Israel sebenarnya dimaksudkan agar mereka bertobat. Betapa sayang Tuhan pada umat-Nya. Kali ini Tuhan menyuruh Yeremia menuliskan firman yang telah Tuhan sampaikan melalui mulut Yeremia, agar dapat dibacakan langsung kepada mereka. Tuhan berharap bahwa mereka akan bertobat setelah mendengar tentang semua malapetaka yang telah Ia rancangkan bagi mereka. Bila itu terjadi Tuhan akan mengampuni kesalahan dan dosa mereka.
Yeremia menugaskan Barukh, sekretarisnya (lih. 32:12-13), untuk menuliskan firman Tuhan tersebut (36:4). Peristiwa ini terjadi pada tahun keempat pemerintahan Raja Yoyakim (605 SM), tidak lama setelah Nebukadnezar mengalahkan Mesir di Karkhemish. Ini menunjukkan bahwa penguasaan wilayah Timur Tengah sudah mulai beralih dari tangan Mesir ke Babel. Jatuhnya Yehuda ke tangan Babel hanya tinggal menunggu waktu, karena Mesir sudah tidak dapat diharapkan sebagai sandaran (2Raj. 24:1, 2Taw. 36:5-6).
Pada waktu yang tepat, ketika sedang diadakan puasa, Barukh diutus Yeremia membacakan firman Tuhan itu (Yer. 36:5-10) kemudian kepada para pejabat kerajaan (11-15). Berita itu menggemparkan para pejabat tersebut karena mencelikkan mata mereka akan situasi krisis yang sedang Yehuda hadapi. Di satu sisi mereka sadar, ini kesempatan untuk bertobat. Tetapi, di sisi lain, mereka mengenal Raja Yoyakim sehingga Barukh dan Yeremia disuruh menyembunyikan diri, barangkali raja akan menangkap mereka (19).
Para pejabat membawa dan membacakan Firman Tuhan tadi dihadapan raja Yoyakim dan para pejabat lainnya. Setiap selesai satu bagian dibaca , maka raja mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut, lalu dilemparkan kedalam api (Yer. 36:23).Raja pun memerintahkan untuk menangkap nabi Yeremia dan juru tulis Barukh. (Yer.36:26).
Berita penghukuman seharusnya direspons dengan pertobatan. Kalau kesempatan ini diabaikan, belum tentu ada kesempatan lain.
Selama kesempatan masih ada, janganlah sampai kita menjadi raja Yoyakim yang membakar atau menolak Firman Tuhan yang mengajak kepada pertobatan. Baiklah kita menjadi seperti Yeremia dan Barukh yang patuh kepada Tuhan untuk memberitakan FirmanNya, sekalipun dengan resiko penolakan.
PENDALAMAN PEMAHAMAN
Wycliffe: Yer 36:1-32
Nubuat-nubuat Yeremia Didiktekan kepada Barukh (36:1-32)
Pasal ini penting sekali karena merupakan satu-satunya keterangan terperinci dari Perjanjian Lama mengenai penulisan sebuah kitab nabi. Bahwa Yeremia mendiktekan kepada juru tulisnya, adalah lazim pada zaman itu. Menulis adalah kecakapan khusus, sering terbatas pada kelompok profesional. Orang terpelajar dapat membaca, tetapi (seperti para eksekutif masa kini) meremehkan pekerjaan menulis. Kitab tersebut didiktekan pada tahun keempat pemerintahan Yoyakim. Edisi pertama kitab itu dibakar; tak lama kemudian nabi mengeluarkan edisi yang baru dengan tambahan-tambahan (ay. 32). Urutan tulisan yang aneh pada Kitab Yeremia yang kita miliki sekarang mungkin disebabkan oleh cara penulisan ini – sebuah karya asli yang pendek, dengan sering kali revisi.
SUMBER :
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=24&chapter=36&verse=1