WAJIB HIDUP SEPERTI KRISTUS TELAH HIDUP
Dalam Injil Yohanes 8:12-14, Tuhan Yesus memberi kesaksian tentang Diri-Nya:
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “AKULAH (dalam bahasa aslinya menggunakan kata “ego“) terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.“
Namun orang-orang Farisi tidak mempercayai Dia. Mereka berkata: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.”
Maka Yesus menjawab: “Biarpun AKU (dalam bahasa aslinya menggunakan kata “ego“) bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.”
Tuhan Yesus tahu persis siapa Diri-Nya. Dia tahu persis tujuan-Nya hadir di dunia, dan dalam ketaatan-Nya Dia telah menyelesaikan pekerjaan Bapa dengan sempurna. Bukankah itu adalah kerinduan kita?! Setiap orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan pasti ingin mengerti kehendak Tuhan, rindu dipakai oleh-Nya, dan mengalami penggenapan rencana-Nya. Namun hal itu seringkali terhalang oleh diri (ego) kita sendiri. Faktor “AKU” dengan segala atribut dan kekhasan yang melekat pada diri kita – karakter, sifat, cara pandang, kekuatan, kelemahan, dan sebagainya – seringkali membuat kita bereaksi yang keliru. Akibatnya, kita gagal memahami maksud Tuhan, gagal mengenali panggilan-Nya, bingung dan tidak mengerti kehendak-Nya, bahkan akhirnya bertindak salah.
Sejak kita lahir hingga bertumbuh, seiring itu pula ego semakin berkembang. Kemudian saat kita berjumpa dengan Kristus maka akan terjadi penyelarasan, yaitu diri kita semakin diselaraskan dengan Firman Tuhan. Bagian-bagian dari diri (ego) kita yang salah harus dikoreksi, yang kotor harus dibersihkan, yang bengkok harus diluruskan, yang tidak berguna harus disingkirkan. Pada saat kita percaya dan menerima Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat, seketika itu pula kita menjadi ciptaan yang baru: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Kor 5:17) Tetapi bukan berarti secara otomatis seluruh eksistensi kita langsung berubah. Ada hal-hal yang memerlukan kerja sama kita untuk merespon dengan benar terhadap setiap pembentukan dari Tuhan.
Yang pertama-tama harus kita sadari adalah bahwa jati diri kita – yang sejak semula diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan – sudah dipulihkan! Kita tidak lagi hidup di bawah kutuk tetapi tinggal di dalam kasih karunia Bapa, sebab Yesus telah menanggung hukuman kita. Nama kita telah ditulis dalam Kitab Kehidupan. Status kita telah diubah menjadi anak Allah dan ahli waris Kerajaan Sorga. Kita tidak lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi dipanggil untuk mengerjakan tugas mulia dari Bapa. Tujuan hidup kita bukan lagi kepuasan diri sendiri, tetapi menyenangkan hati Tuhan dan menjadi penyembah-Nya. Roh-Nya yang Kudus berdiam di dalam kita. Kita akan semakin diubah menjadi seperti Yesus di dalam perkataan, pikiran, dan perbuatan. Dan karena kita telah menjadi milik Kristus, maka kita wajib hidup seperti teladan Kristus. “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yoh 2:6)
Advertisements
REPORT THIS AD
Itu semua adalah perspektif Allah terhadap anak-anak-Nya. Sebagai anak-Nya, kita harus melihat diri kita sama seperti Bapa melihat kita. Konsep diri seperti itulah yang harus kita percayai dan hidupi. Paradigma kita dalam memandang diri sendiri dan kehidupan ini harus berubah.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)
Berubah oleh pembaharuan budi berarti berubah dalam pikiran, perasaan, dan kehendak (in thought, feeling, or will). Baik atau tidak baik, benar atau salah, untung atau rugi, layak atau tidak, dan sebagainya, ukurannya bukan lagi diri kita sendiri (ego), tetapi Firman Kristus!
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (Lukas 9:23)
Dengan cara itu maka semakin lama ego kita akan semakin terkikis dan rencana Allah dalam hidup kita dapat terlaksana.