SERI KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
BAGIAN 2
2. UNIVERSALISME
Penganut paham universalisme atau orang yang punya pandangan searah
menyatakan bahwa sesungguhnya Kristus datang ke dalam dunia ini
untuk menyelamatkan semua orang. Salib Kristus adalah demonstrasi
untuk membuktikan kuasa Yesus yang akan menyelamatkan semua
manusia. Allah menciptakan manusia, jadi tidak mungkin Ia akan
benar-benar meninggalkan dan membinasakan umat manusia. Karena itu,
karya Kristus akan mendamaikan semua umat manusia dengan Allah.
Artinya, tidak akan ada yang binasa selama-lamanya.
Pandangan ini menggunakan beberapa ayat Alkitab berikut ini.
Pertama, “Kristus itu harus tinggal di surga sampai waktu pemulihan
segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu” (Kis. 3:21). Ayat
tersebut mereka katakan dengan menekankan frasa “segala sesuatu”,
yang bisa diartikan juga bahwa malaikat yang memberontak, yang
telah menjadi setan pada akhirnya juga akan dipulihkan menjadi
malaikat-malaikat surgawi. Kedua, “Sebab Allah mendamaikan dunia
dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka” (2Kor. 5:19). Ayat ini menunjukkan bahwa
sesungguhnya segala pelanggaran tidak akan diperhitungkan oleh
Allah di dalam Kristus. Ketiga, “Segala lidah akan mengaku: Yesus
Kristus adalah Tuhan” (Flp. 2:11). Pada akhirnya, semua akan
percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan karena itu, semua manusia
pasti akan diselamatkan.
Penganut universalisme menafsirkan ayat-ayat Alkitab secara
serampangan. Padahal ayat-ayat tersebut harus ditafsirkan dengan
melihat ayat-ayat Alkitab yang lain. Karena di dalam Alkitab tidak
ada pertentangan ayat, tetapi satu sama lain saling melengkapi dan
mendukung. Jika benar bahwa pada akhirnya semua manusia akan
diselamatkan, tidak ada ayat dalam Aikitab yang menuliskan
sebaliknya. Sebaliknya, Alkitab sering menandaskan bahwa orang yang
tidak percaya kepada Yesus sebagai jalan keselamatan akan mengalami
kesengsaraan dalam hukuman Allah.
Beberapa ayat tersebut di antaranya, pertama, “Dan setiap orang
yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu,
ia dilemparkan ke dalam lautan api” (Why. 20:15). Kedua,
“Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa
tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak
percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Yoh. 3:18). Ketiga,
“Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah
ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-
malaikatnya. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang
kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal” (Mat. 25:41,
46).
Alkitab menuliskan bahwa manusia yang tidak percaya pasti akan
mengalami hukuman kekal. Jika demikian, ayat-ayat yang digunakan
oleh kaum universalisme sebenarnya tidak ditafsirkan dalam konteks
yang benar dan cara yang benar.
Sumber: http://sabda.org/publikasi/e-reformed/cetak/?tahun=2006&edisi=77
Bersambung kebagian 3