SIAPAKAH ANDA?
Dalam perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal biasanya percakapan dimulai dengan pertanyaan : Siapakah Nama Anda? Setelah dijawab: Amin,Amir atau Aminah, Hawa, maka pertanyaan dilanjutkan: Apa pekerjaan anda? Anda yang menjawab: saya seorang dokter, saya seorang insinyur, saya seorang pendeta, saya seorang jenderal di Angkatan Darat. Mungkin orang yang bertanya akan memberi komentar, wah hebat. Ketika ditanya mungkin yang lain menjawab: Saya berjualan sayur, saya menjadi pembersih ruangan. Orang yang bertanya akan komentar: Oh begitu. Tidak ada kekaguman.
Siapakah anda? Siapakah saya? Ini pertanyaan soal identitas. Identitas dihubungkan dengan nama, jenis kelamin dan yang sangat melekat adalah pekerjaan atau jabatan. Aku seorang jenderal. Identitas aku dihubungan dengan pangkat jenderal. Aku seroang dokter. Identitas aku dihubungkan dengan profesi sebagai dokter. Ini memberi kebanggaan sendiri. Pertanyaannya adalah apakah pekerjaan dan pangkat tadi itu selama-lamanya dapat menempel pada diri Aku?? Bukankah ada waktunya jenderal akan pensiun?Demikian juga seorang dokter? Demikian juga dengan profesi lain. Ada yang pensiun. Ada juga karena cacat sehingga tidak bisa bertugas lagi. Nah disini persoalan akan muncul. Mereka mereka tadi kehilangan identitas. Dengan perkataan lain mereka kehilangan harga diri. Akibatnya ada yang stress berat dan tidak lama kemudian meninggal dunia dua tahun setelah pensiun. Yang lainnya mungkin Cuma menarik diri dari pergaulan dan menyendiri. Syukur syukur kalau ia mencoba memasuki komunitas lain. Tetapi disana pertanyaannya sama: Apa pekerjaan anda? Atau apa yang anda kerjakan dulu ketika muda?
Disini ada kabar gembira untuk mengatasi situasi semacam itu. Mulailah dengan mencari dasar baru untuk identitas diri. Identitas diri bukan pada pekerjaan dan jabatan yang dapat pergi karena pensiun atau bahkan dipecat. Dasar identitas diri yang lebih mapan adalah: Aku seorang suami, Aku seorang istri, Aku seorang ayah, Aku seorang kakek , dstnya. Maukah anda dasar identitas yang bersifat kekal? Tidak bisa hilang. Tidak bisa dirampas sekalipun oleh kematian. Apa itu? Alkitab memberi resep. Antara lain Filipi 4:9 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku,sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Semua jabatan dan pencapaian yang telah dicapai rasul Paulus tidak ada artinya setelah rasul Paulus berada dalam Krsitus. Ayat lain dari 1 Yohanes 3:1 -sehingga kita disebut anak anak Allah, dan memang kita adalah anak anak Allah. Sebagai anak anak Allah kita adalah anak Raja diatas segala raja .Identitas baru yang kekal adalah Aku dalam Kristus dan Aku adalah anak anak Allah Raja diatas segala raja. Identitas ini memberi makna dan kekayaan yang dalam baik untuk hidup masa kini dan maupun hidup masa yang akan datang. Bagaimana untuk mendapatkan identitas baru ini, maka Galatia 3:26 mencatat: Sebab kamu semua adalah anak anak Allah karena iman didalam Yesus Kristus. Percaya dan beriman kepada Yesus Kristus, maka anda akan mendapatkan identitas baru sebagai anak anak Allah.