TEOLOGI SISTIMATIKA
TS 03 C-SIFAT-SIFAT ALKITAB (1)
KEWIBAWAAN ( AUTHORITY )
Pengertian/Definisi Seluruh Alkitab adalah Firman Allah; tidak mempercayai. atau mentaati Alkitab berarti tidak percaya atau tidak taat kepada Allah. Dengan kata lain, Alkitab memegang otoritas tertinggi dan terakhir untuk iman dan kehidupan orang percaya, karena Alkitab adalah Firman yang datang dari Allah sendiri.
Bukti-bukti Kewibawaan dari dalam Alkitab Dalam banyak tempat di Alkitab dikatakan “Demikianlah Firman Tuhan….” Bentuk kalimat ini dalam dunia PL identik dengan bentuk kalimat “Demikian kata Raja….” yang berarti suatu titah yang datang dari yang memiliki kekuasaan/otoritas tertinggi (raja) dan tidak dapat diganggu gugat, harus dilakukan dan dilaksanakan. Ms.: Bil 22:38; Ula 18:18-20; Yer 1:9. Dalam PB, ada beberapa ayat yang jelas sekali menunjukkan bahwa tulisan dalam PL adalah Firman Allah, mis.: 1Ti 3:16; 2Pe 1:21. Dalam PB juga terdapat ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tulisan dalam PB adalah Firman Allah. Mis.: 2Pe 3:16; 1Ti 5:18; 1Ko 14:37; Yoh 14:26; 16:13
Penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab Penerimaan orang percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah adalah dari keyakinan yang diberikan oleh Roh Kudus dalam hati manusia yang sudah diperbaharui. Dengan demikian penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab dalam kehidupan orang percaya adalah karena iman, bukan datang dari manusia sendiri. Ref. 1Ko 2:13-14; Yoh 10:27
KEJELASAN ( CLARITY )
Pengertian/Definisi Kejelasan Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas maksud pemberitaan dan pengajaranNya, sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang sungguh-sungguh membaca dan mencari pertolongan Tuhan serta bersedia melakukan Firman Tuhan itu. Namun demikian tidak berarti bahwa semua bagian Alkitab akan dapat dimengerti dengan mudah. Tidak juga berarti bahwa setiap orang akan mengertinya dengan benar. Tapi memang betul bahwa untuk mengerti isi Alkitab dengan benar seseorang harus memiliki persyaratan moral dan rohani tertentu (1Ko 2:14). Juga dapat terjadi seseorang mengerti lebih jelas dari yang lain (2Pe 3:16).
Kesulitan manusia untuk mengerti/menafsir isi Alkitab sering kali dikarenakan pikiran manusia yang dibutakan oleh dosa, bukan karena kemampuan intelektual. (1Ko 1:18-3:4; Ibr 5:14; 2Pe 3:5).
Bagaimana kita bisa mengerti atau menafsirkan isi Alkitab secara jelas, benar dan tepat?
Hanya dengan penerangan Roh Kuduslah manusia dapat mengerti Firman Tuhan dengan benar dan tepat Efe 3:4, 5; 1Ko 2:12, 13; Yoh 14:26; 16:13-15; 2Pe 1:21.
Mempunyai motivasi yang benar, tidak untuk kesombongan, keserakahan, kepentingan diri sendiri dan tidak karena kurang iman (tidak percaya). Luk 24:25; 2Ko 4:3-4.
Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk menafsir. Dengan menerapkan prinsip-prinsip menafsir yang sehat dan mengembangkannya sebagai ketrampilan maka kita akan dapat menafsir dengan baik. Alat-alat menafsir juga sangat mempengaruhi dalam mendapatkan data yang lengkap.
KEPERLUAN MUTLAK (NECESSITY )
Pengertian/Definisi Keperluan mutlak Alkitab artinya Alkitab diperlukan secara mutlak untuk mengenal Kristus, agar kita bisa diselamatkan. Karena hanya Alkitablah yang memberitakan kebenaran “kabar baik” tentang Kristus (Rom 1:16). Penekanan di sini bukanlah keperluan untuk mengenal Allah dalam arti keberadaan dan sifat-sifat umum Allah, dan hal-hal tentang moralitas (karena itu sudah diberikan Allah dalam Penyataan Umum), tetapi secara khusus keperluan untuk keselamatan, untuk memelihara kehidupan rohani dan untuk mengetahui kehendak Allah.
Bukti-bukti keperluan mutlak Alkitab Roma 10:13-17: Untuk manusia bisa diselamatkan, maka ia harus mendengar Firman Injil Yesus Kristus. Kis 4:12: Tidak ada keselamatan di luar Kristus. 1Ti 2:5-6: Tidak ada Pengantara yang lain selain Yesus Kristus, untuk menjadi Pendamai antara manusia dengan Allah.
Kesimpulan: karena Alkitab adalah satu-satunya sumber untuk mengenal Kristus; Injil yang mempunyai kuasa yang menyelamatkan, maka manusia harus membaca Alkitab atau mendengar dari orang lain Firman dalam Alkitab.
SUMBER: