SIMBOL KEHADIRAN ALLAH DENGAN GEJALA ALAM


SIMBOL KEHADIRAN ALLAH DENGAN GEJALA ALAM

Keluaran 19:16 -Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.

Seperti apakah penyataan Allah? Kebanyakan kita mungkin belum pernah memiliki pengalaman merasakan kehadiran Allah. Umat Israel pun selama itu hanya melihat kehadiran Allah lewat mukjizat dan tanda-tanda yang diperagakan Musa. Namun kali ini Allah sendiri menyatakan kehadiran-Nya secara langsung.
Kehadiran Allah di gunung Sinai tentu tidak bisa dilihat secara kasat mata karena Dia adalah Roh adanya. Namun kehadiran-Nya ditandai gejala alam seperti yang digambarkan perikop ini yaitu guruh, petir, awan yang pekat, bunyi sangkakala, dan api yang asapnya begitu tebal seperti dari dapur perapian. Nyatalah bagi bangsa Israel sekarang bahwa Allah mereka adalah Allah yang begitu agung dan mulia, begitu tinggi, jauh di atas manusia.
Dengan penyataan yang begitu dahsyat, Allah menunjukkan kehendak-Nya. Pertama, sekali lagi Allah ingin mengajari umat agar tidak sembarangan menghampiri Allah yang Maha Kudus. Kekudusan Allah akan menghanguskan manusia bagai api yang membakar semua kotoran (lih. Kel. 24:17; Ibr. 12:29). Kedua, agar umat menyadari bahwa Allah berdaulat atas alam, juga atas umat manusia. Kesadaran akan hal itu seharusnya membuat umat Tuhan siap mendengarkan firman Tuhan yang akan menjadi pedoman bagi mereka untuk hidup sesuai perjanjian-Nya, sekaligus menikmatinya. Segera sesudah penyataan-Nya ini, Allah langsung mengajarkan Sepuluh Hukum Allah yang menjadi fondasi hidup dan karakter umat Tuhan (Kel. 20:1-17).
Syukur kepada Kristus karena kita dapat menghampiri Allah dengan keberanian iman kita. Namun hendaknya kita datang bukan karena hanya mengharapkan berkat-Nya yang berlimpah. Penyataan-Nya yang dahsyat harus menyadarkan kita bahwa Dia berdaulat atas segala hal dalam hidup kita. Oleh karena itu, marilah kita menghampiri Dia dengan hati yang tunduk, dengan keterbukaan untuk diajar, dibentuk, dan diutus-Nya menjadi berkat untuk sesama.

SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=2&chapter=19&verse=16