STOIKISME 1

Definisi Stoikisme

Stoikisme: Filosofi, Arti, Ajaran dan Cara Penerapannya | DailySocial.id

Stoikisme adalah aliran filsafat yang membantu kita mengendalikan emosi negatif dan bersyukur (menyajikan) untuk semua yang kita miliki sekarang. Cakupan aliran ini meliputi menerima keadaan yang tidak bisa kita ubah, mengubah apa yang kita bisa, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara keduanya.

Pada dasarnya, kita manusia dilatih untuk bereaksi secara rasional terhadap segala sesuatu. Hal ini sejalan dengan tujuan utama aliran ini yaitu pengendalian diri, seseorang yang memiliki pengendalian yang baik, ketenangan, kelenturan mental, emosi yang seimbang.

Dalam aliran filsafat ini, kehidupan didefinisikan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah dimensi internal dan bagian kedua adalah dimensi eksternal atau dikenal dengan dikotomi kontrol.

Dimensi batin adalah segala sesuatu yang sepenuhnya berada di bawah kendalimu. Sedangkan dimensi luar didefinisikan sebagai sesuatu yang berada dalam kendali kita. Misalnya jawaban orang lain, jawaban orang lain dan pendapat orang lain.

Mereka yang mengikuti cara berpikir Stoikisme disebut Stoic.

Prinsip Hidup Stoikisme

Kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam kendali kita yakni pikiran dan tindakan kita sendiri. Selain itu merupakan hal eksternal di luar kendali kita. Oleh karenanya, yang dapat kita kendalikan adalah penilaian kita terhadap hal eksternal ini; peristiwa, situasi, pikiran, pendapat orang lain terhadap kita.

Semakin kita berusaha mengendalikan apa yang ada di luar kendali kita, maka kita akan semakin merasa frustasi, kecewa, atau bahkan patah hati. Jadi, fokuslah pada apa yang bisa kita kontrol yaitu diri sendiri.

Mengharapkan yang terbaik tapi juga mempersiapkan skenario terburuk.

Melatih diri menciptakan jarak emosi (detachment) yang sehat terhadap hal-hal di sekitar. Berjarak secara emosi tidak menjadikan kita manusia yang dingin atau tidak perduli, namun justru sebaliknya apa yang kita miliki bisa hilang kapan saja.

Memahami bahwa di hidup ini tidak ada yang permanen (apa yang kita miliki bisa rusak atau hilang. Tak terkecuali orang tercinta, kekusaan, reputasi. Tidak ada kepastian.

Menghargai apa yang ada di sekitar kita dengan tidak menyia-nyiakannya.

BERSAMBUNG