FS 06 -STUDI DI SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA (1)
1.Selamat kepada anda anda yang nanti diterima sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi. Status ini membawa tugas dan tanggung jawab anda sebagai mahasiswa. Tentunya ini lain dibandingkan dengan status anda sebelumnya sebagai siswa di sekolah menengah. Mengingat itu penting bagi anda untuk mempelajari buku panduan STT dimana anda diterima. Baca dan mengerti dengan baik. Kalau ada pertanyaan jangan ragu ragu untuk mencari keterangan kepada pihak sekolah.
2.Keseriusan studi dituntut dari anda. Berkuliah di STT hampir sama dengan kuliah di Fakultas umum menuntut kerja keras dan sungguh sungguh yang berbeda Cuma bidang ilmu yang digeluti. Menurut catatan dari STT Amanat Agung para mahasiswa berada dalam status percobaan selama 2 semester ini artinya pada tahun pertama. Pada masa ini para mahasiswa akan dinilai dalam segala aspek, baik aspek hidup akademis, perilaku di luar ruang kelas, tugas tugas yang dikerjakan, dllnya. Bagi yang tidak mencapai target sesuai kebijaksanaan sekolah, seorang mahasiwa dapat dikeluarkan. Bagi mereka yang berhasil lulus dari masa percobaan mereka dapat melanjutkan studinya.
Perlu dicatat tidak semua STT mempuyai kebijaksanaan seperti di STT Amanat Agung artinya ada masa percobaan, tetapi kesamaannya tentu bagi mereka yang mendapat nilai dibawah standar terus akan juga drop out. Umumnya penilaian diberikan memakai nilai huruf, A, B, C, D dan E. Kalau semua mata kuliah hasilnya E ini akan mengharuskan mahasiswa keluar dari STT.
3.Adapun beban studi untuk mahasiswa program Sarjana Teologi di STT Amanat Agung adalah 154 (seratus lima puluh empat) SKS, termasuk penulisan skripsi dan praktek pelayanan 1 (satu) tahun. Mengenai jumlah SKS sebagai syarat kelulusan lain STT lain pula tuntutannya.
Program Sarjana Theologia di Sekolah Tiggi Teologi Iman mempunyai tuntutan 160 SKS termasuk 6 SKS penulisan skripsi.
Normalnya program ini ditempuh selama 5 tahun termasuk di dalamnya: 4 tahun perkuliahan, praktik pelayanan lapangan 3×2 bulan, 1×1 tahun, dan praktik weekend di gereja atau di lembaga Kristen lainnya.
4.Perlu dicatat sebagai persiapan mental bahwa orang orang yang kita temui di STT baik dosen, staf kantor dan para mahasiswa adalah sesame orang Kristen dengan segala kelemahan dan kelebihannya. Jangan kita masuk ke STT dengan anggapan bahwa semua orang disana adalah seperti malaikat yang sempurna. Ada dosen yang mungkin murah senyum dan ramah, ada pula yang mahal senyumnya, mungkin ada pula yang tampak luar tidak ramah. Demikian pula dengan para mahasiswa dengan berbagai karakter dan kebiasaan yang mungkin tidak terlalu cocok dengan kita. Ingat kita juga adalah manusia yang tidak sempurna. Mereka dapat mengecewakan kita demikian juga kita dapat mengecewakan mereka. Jadi jangan mengharapkan mereka semua baik terhadap kita tetapi pikirkanlah sesuai prinsip ajaran Kristus bagaimana kita menjadi mahasiswa yang baik bagi dosen dan kawan yang baik bagi sesame mahasiswa yang lain.
5.Ada beberapa STT yang mengharuskan mahasiswa yang masih single untuk berdiam di asrama. Hidup di asrama adalah hidup bersama sehingga melatih diri untuk bertoleransi , belajar bersabar, belajar bekerja sama, belajar beribadah bersama dan banyak hal lagi kita dapat belajar dalam pembentukan pribadi, karakter dan kebiasaaan kebiasaan yang baik. Hidup diasrama adalah hidup dengan berbagai peraturan sehingga diharapkan kita berdisiplin dalam mentaatiya. Ada jam bangun pagi, ada jam makan pagi, makan siang, makan malam, ada ibadah pagi, ibadah malam, ada tugas jadwal mencuci piring bersama kawan yang lain, seminggu sekali ada jadwal mencuci kamar mandi, mencuci dapur, membersihkan halaman, dllnya.
Bersambung ke fasal 07 Studi di STT 2
SUMBER:
https://sttaa.ac.id/peraturan_studi
https://sttiman.ac.id/Sarjana-Teologi-Kependetaan—S.Th.-(S1)-1