TANGGALKAN EGOMU

TANGGALKAN EGOMU

Pada dasarnya semua manusia memiliki ego. Keluarga, lingkungan, status, ekonomi, pendidikan, perlakuan dan perkataan orang lain, peristiwa-peristiwa tertentu, serta berbagai hal yang secara intens terulang dalam hidup seseorang, dapat membentuk dan mempengaruhi ego. Dalam bahasa Yunani, kata “ego” berarti “saya” (I, me, my) yang digunakan sebagai bentuk penegasan (a primary pronoun of the first person I – only expressed when emphatic). Secara sederhana, ego adalah perspektif terhadap diri sendiri, atau konsep individu tentang dirinya sendiri, atau “saya dengan segala keberadaan saya” atau “A person’s sense of self-esteem or self-importance”. Bagaimana seseorang memberi respon, bereaksi, dan beraksi terhadap segala sesuatu merupakan perwujudan dari ego. Oleh sebab itu sebagai murid Kristus kita harus melihat diri sendiri di dalam perspektif Allah supaya kita memiliki konsep diri yang sama dengan konsep Allah tentang diri kita. Dengan demikian, sedapat mungkin kita terhindar dari jatuh dalam dosa yang disebabkan oleh ego.