TENGOK JUGA KESALAHAN DIRI SENDIRI
Yoh.8:1-11
1.Dengan membawa perempuan yang berzinah kepada Tuhan Yesus, orang orang Farisi dan akhi Taurat hendak menjebak Yesus:
1.1.Jika Dia meneguhkan penghakiman hukum Taurat itu, dan membiarkannya terlaksana, maka mereka akan mencela-Nya sebagai orang yang tidak sejalan dengan diri-Nya sendiri (yang telah menerima para pemungut cukai dan perempuan sundal). Ia akan dianggap tidak sejalan dengan sifat-sifat Mesias, yang seharusnya lemah lembut, membawa keselamatan, dan memberitakan tahun pembebasan. Dan mungkin mereka akan mendakwa-Nya di hadapan gubernur Romawi, karena Dia membolehkan orang-orang Yahudi menjalankan penghukuman yang merupakan hak lembaga pengadilan. Namun sebaliknya,
1.2. Jika Dia membebaskan perempuan itu, dan berpendapat bahwa penghukuman itu tidak boleh dilaksanakan (seperti yang sudah mereka duga akan diperbuat-Nya), maka mereka akan memandang-Nya,
Pertama, sebagai musuh bagi hukum Musa dan sebagai orang yang hendak merampas kuasa untuk memperbaiki dan mengendalikan hukum itu. Hal ini akan memperkuat prasangka buruk orang terhadap-Nya yang dengan begitu gencar disebarkan oleh musuh-musuh-Nya, yaitu bahwa Dia datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi.
Kedua, Ia akan dipandang sebagai sahabat orang-orang berdosa, dan karena itu juga sebagai orang yang mendukung perbuatan dosa. Apabila tampaknya Dia tidak mengindahkan kejahatan seperti itu, dan membiarkannya tidak dihukum, maka mereka akan memandang-Nya sebagai orang yang menyetujui kejahatan itu dan sebagai pendukung kejahatan. Kalau Ia sampai dianggap sebagai pelindung para penjahat, maka ini merupakan sebuah hinaan yang paling menyakitkan bagi orang yang mengaku menjalankan keketatan, kemurnian, dan pekerjaan seorang nabi.
2.Dengan penuh hikmat Tuhan Yesus memecahkan masalah ini . Cara yang dipakai-Nya untuk memecahkan kasus ini, dan dengan demikian untuk menghancurkan perangkap ini.
2.1. Di sini Dia merujuk pada peraturan yang ditentukan oleh hukum Musa dalam menghukum para penjahat, bahwa saksi-saksi itulah yang pertama-tama menggerakkan tangan mereka (Ul. 17:7), seperti ketika Stefanus dilempari batu (Kis. 7:58). Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah para saksi atas perempuan ini. Sekarang Kristus menyerahkan kepada mereka, apakah menurut hukum mereka sendiri, mereka berani menjadi algojo bagi dia. Beranikah mereka mengambil nyawa itu dengan tangan mereka, yang sekarang sedang mereka ambil dengan lidah mereka? Akankah hati nurani mereka sendiri akan berbalik menuduh mereka jika mereka melakukannya atau tidak?
2.2. Dia berdiri di atas kebenaran yang tidak dapat disangkal dalam hal moral, bahwa sangatlah tidak masuk akal jika orang dengan semangat yang berapi-api ingin menghukum kejahatan orang lain sementara dia sendiri sama bersalahnya atas kejahatan itu. Mereka yang melakukan kejahatan yang sama hanya mengutuki diri sendiri ketika menghakimi orang lain atas kejahatan tersebut: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, tidak berbuat dosa yang serupa, yang tidak pernah sekali pun bersalah atas dosa kecemaran atau perzinahan, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Ini bukan berarti bahwa para hakim, yang sadar bahwa mereka juga bersalah, harus mengabaikan kesalahan orang lain.
3.Tetapi justru oleh karena itu:
3.1. Kapan saja kita menemukan kesalahan pada orang lain, kita harus melihat diri kita sendiri, dan harus lebih tegas menentang dosa dalam diri kita sendiri daripada dalam diri orang lain.
3.2. Kita harus bersimpati, bukan terhadap dosa, melainkan pribadi dari mereka yang melakukan pelanggaran itu, dan harus menyadarkan mereka kembali dengan hati yang lemah lembut, dengan mempertimbangkan juga diri dan kodrat kita sendiri yang sudah rusak. Aut sumus, aut fuimus, vel possumus esse quod hic est — Kita ini entah sekarang, atau sedari dulu, atau bisa saja nanti, sama seperti dia.Biarlah hal ini menahan kita untuk tidak melempar batu kepada saudara-saudara kita dan membeberkan kesalahan-kesalahan mereka.
Sumber:
Matthew Henry
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=43&chapter=8&verse=1