TEODISI
II.TINJAUAN SEJARAH GEREJA
TEODISI IRENEUS
SIAPA IRENEUS ?
Ireneus (atau Irenæus, Irenaeus; ±130–202M) adalah seorang Kristen mula-mula yang dikenal menjabat sebagai Uskup di Lugdunum, Gallia, (sekarang Lyon/Lyons, Prancis).[1][2] Ia dihormati sebagai salah satu Bapa gereja perdana dan pakar apologetik Kristen mula-mula. Tulisan-tulisannya sangat kaya akan informasi mengenai perkembangan awal teologi Kristen. Ia merupakan murid (atau “pendengar”; hearer) dari Polikarpus,[3] yang secara tradisional merupakan murid langsung dari Yohanes sang Penginjil, yaitu salah seorang dari Keduabelas Rasul pertama yang menyertai Yesus Kristus.
IRENEUS DAN PEMBENTUKAN JIWA.
1.Di mana sejarah Teodisi dimulai? Orang mungkin berpikir, setidaknya dalam tradisi Yahudi-Kristen,sebagaimana dapat dibaca dalam teks-teks Alkitab. Dan memang benar, kita menemukan banyak pemikiran tentang Allah dan kejahatan (terutama kejahatan dosa) , misalnya, Mazmur 73, Ayub, Lukas 13, dan Roma 8. Meskipun ayat ayat ini penting, tetapi teks-teks ini tidak menyebut langsung mengenai Teodisi, tetapi ada bahan bahan pemikiran penting bagi Teodisi, misalnya ada bahan dari Ayub dan Lukas 13 yang menyatakan bahwa tidak semua kejahatan adalah hasil dari dosa. Kemudian Roma 8 menyatakan bahwa Allah sanggup menempatkan kejahatan yang dapat membawa kebaikan.
2.Mungkin yang pertama menyediakan bahan bahan seperti Teodisi adalah bapa gereja mula-mula Ireneus dalam bukunya Against Heresies, buku IV. Dia berpendapat bahwa manusia menampilkan ‘gambar Allah’ di mana mereka adalah makhluk cerdas yang mampu bersekutu dengan Allah. Mereka juga mampu menampilkan ‘rupa Allah’.
3.Sederhananya karena diciptakan, manusia menampilkan ‘gambar Allah’ tetapi belum ‘rupa Allah’. Ireneus membandingkan manusia pertama dengan anak-anak yang tidak berpendidikan, dan harus melalui proses yang panjang melalui pekerjaan Roh Kudus, mereka mulai menampilkan ‘rupa Allah’. Dia menggambarkan kehidupan manusia sebagai sebuah perjalanan, sebuah perkembangan yang memuncak menjadi ‘seperti Tuhan’. Dunia ini mengatur panggung untuk pertumbuhan spiritual; itu adalah lembah di mana jiwa kita sedang dibentuk sehingga pada akhirnya menampilkan ‘keserupaan dengan Tuhan Allah’.
4.Ireneus menyatakan (dalam Bukti-Nya tentang Khotbah Apostolik, bab 12) bahwa manusia diciptakan tidak sempurna dan belum dewasa dan harus mengalami perkembangan moral dan pertumbuhan spiritual untuk mencapai kesempurnaan yang Tuhan maksudkan bagi mereka. Jatuhnya Adam, dalam pemikirannya, bukanlah kejatuhan dramatis dari kondisi kesempurnaan, tetapi kekalahan seorang anak yang lemah dan belum dewasa. Dunia dengan segala barang dan kejahatannya adalah panggung yang ditempatkan Allah untuk tumbuh menuju kesempurnaan.
5.Teodisi Irenaeus berpendapat bahwa Tuhan mengijinkan kejahatan alam (gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dll. Yang mengancam kehidupan manusia) agar manusia dapat membangun karakter mereka. Dan Tuhan mengijinkan kejahatan moral (jadi perang, pembunuhan, pemerkosaan dan kejahatan lainnya disebabkan oleh tindakan manusia) karena kehendak bebas yang disalah gunakan sehingga merupakan penyebab kejahatan.
6.Tuhan tidak mencegah kejahatan yang menghasilkan tindakan buruk, meskipun Ia mampu melakukannya. Jika Tuhan mencegah tindakan buruk yang memiliki konsekuensi buruk, Tuhan akan terus-menerus harus melakukan mukjizat, yang berarti bahwa dunia alami akan menjadi sangat tidak teratur.
7.Tetapi Irenaeus berpendapat bahwa ada nilai besar di dunia alami, karena hanya dunia seperti itu yang menghadapkan kita pada hasil tindakan dan pilihan kita. Di dunia seperti itu, tindakan kita akan memungkinkan kita untuk membangun karakter kita. Pembangunan karakter yang tepat akan memastikan bahwa manusia pada akhirnya akan menampilkan rupa Allah — dan layak untuk tinggal bersama Allah.Gagasan Irenaeus tentang ‘membuat jiwa’ telah diambil oleh banyak ahli Teodisi berikutnya, kadang-kadang dalam kombinasi dengan ide-ide lain, misalnya oleh Joseph Butler, Friedrich Schleiermacher dan John Hick.
SUMBER:
https://id.wikipedia.org/wiki/Ireneus
https://www.researchgate.net/publication/278319046_A_Brief_History_of_Theodicy
Note:
Theodicy (bhs Inggris) ada yang menerjemahkan dengan Teodisi, Teodise atau Teodisae, dalam bahasan istilah Teodisi lebih banyak yang memakainya .
Teodisi Kristen adalah ilmu yang mencoba menjelaskan relasi antara Allah yang mahakuasa, berdaulat, adil dan maha baik dengan kenyataan adanya penderitaan dan kejahatan didunia ini.