TIAP HARI MELAKUKAN PEKERJAAN KEBAIKAN ALLAH
Markus 3:1-6
-19 SEP 2016-
1.Kisah ini terjadi di rumah ibadat, yang kemungkinan besar adalah sinagoga yang sama dengan yang dikisahkan dalam Markus 1:21. Sinagoga adalah tempat berkumpulnya umat Yahudi setempat, atau menunjukkan gereja domestik. Sinagoga ini sering menjadi tempat untuk Yesus membuat mujizat sekaligus tempat konflik dan pertentangan dengan lawan-lawannya.
2.Tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai kapan peristiwa ini terjadi, namun jika dilihat dari perikop sebelumnya, kemungkinan pada hari Sabat itu, para murid memetik gandum pada siang hari, maka kejadian Yesus menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya kemungkinan pada siang atau sore hari sebelum matahari terbenam, karena masih dalam hari Sabat.
3.Hari Sabat : Terkait dengan apa yang dikatakan Yesus pada ayat 4 : “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”
Yesus mau menekankan bahwa hari Sabat diadakan untuk manusia (lihat Markus 2:27), jadi harusnya kemanusiawian lebih diutamakan daripada hari Sabat. Hari Sabat justru dijadikan Yesus sebagai hari pembebasan manusia, baik dari dosa, penyakit dan perhambaan.
4.Kemarahan Yesus bukan karena pertanyaannya tidak dijawab, akan tetapi Yesus marah karena kedegilan hati orang-orang Farisi yang menjadikan orang cacat itu sebagai pancingan untuk menjatuhkan dan menjebak Yesus. Yesus juga marah karena mereka begitu tega melihat sesama yang menderita demi tegaknya hukum Taurat.
5.Yesus menyuruh orang yang mati sebelah tangannya untuk berdiri di tengah : ini menunjukkan bahwa Yesus ingin menampilkan orang itu, yang sepertinya karena kondisinya menjadi tersembunyi atau disembunyikan. Tengah menujukkan posisi inti, posisi yang paling diperhatikan.
6.Tangan yang mati sebelah : pandangan tradisi Yahudi mengatakan bahwa orang yang cacat adalah bukti bahwa orang itu masih memiliki dosa di hadapan Allah (Mzm 32:1-5), dan dianggap tidak layak untuk masuk dalam jemaat mereka. Mengangkat tangan adalah bagian dalam doa orang Yahudi, dan pasti orang yang mati sebelah tangannya ini tidak mampu melakukannya. Kemungkinan orang ini mengalami penyakit dimana otot tangannya mengerut, dan bukannya kelumpuhan yang menghancurkan seluruh jaringan otot tangannya.
Tangan yang mati sebelah : perlu diingat bahwa tangan seringkali bersifat eufimistis bagi orang Yahudi. Tangan seringkali menunjuk pada alat kelamin pria, maka orang yang mati tangannya dapat melambangkan pria impotensi. Orang Yahudi menganggap orang seperti ini adalah pohon kering yang tidak boleh mengharapkan perkenaan Tuhan.
6. Mengulurkan Tangan : fungsi mengulurkan tangan seperti terdapat dalam kitab suci adalah untuk berbuat baik dan juga untuk berbuat jahat. Sambil mengulurkan tangan, seseorang dapat memilih apa yang hendak ia lakukan, berbuat baik atau berbuat jahat. Dengan penyembuhannya, orang itu memiliki kembali kebebasannya untuk memilih.
7.Makna dari kisah ini adalah : Tradisi hari Sabat diberikan oleh Allah untuk manusia, dan seharusnya kemanusiaan dietakkan di atas segala aturan hukum dan tradisi. Yesus menunjukkan bahwa kuasa dan karya penyelamatan Allah terjadi setiap hari, tidak hanya enam hari saja dalam seminggu. Kita diajak untuk peka terhadap kesempatan kesempatan yang dibukakan Tuhan Allah. Dalam berbagai kesempatan yang dibukakan kita terpanggil untuk melakukan pekerjaan kebaikan Allah agar Allah dipermuliakan dalam segala tindak laku dan tutur kata kita anak anakNya.