- G.: AnakKu, janganlah percaya perasaan-perasaan yang ada pada ketika ini, sebab segera ia akan berubah lagi.
Selama engkau hidup, engkau masih harus menderita perubahan-perubahan, mau atau tidak mau; hingga sekarang bergembira, besok bersusah hati; sekarang tenang, lain kali gelisah, kini penuh takwa, lain hari tidak takwa, kini rajin, kemudian malas pula, hari ini sungguh-sungguh, lain kali alpa adanya.
Tetapi orang yang bijaksana dan yang telah mahir dalam hidup rohani, ia akan tetap berdiri di atas segala perubahan-perubahan tadi, ia tidak memperdulikan oleh perasaan-perasaan apa ia dihinggapi, atau dari sudut mana datangnya angin kegoyahan; tetapi sungguhlah ia mementingkan, agar seluruh perhatian jiwanya tetap diarahkan kepada tujuan yang harus menjadi miliknya dan yang dikehendakinya.
Demikianlah ia akan tetap tidak goyah, jika ia mengarahkan pandangan maksudnya ke jurusanKu melalui segala kejadian-kejadian dengan tidak berpaling.
- Sebab semakin murni pandangan maksudnya, semakin kuat pula ia dapat menerobos segala angin ribut yang akan datang. Tetapi pada banyak orang pandangan maksud yang murni itu agak diliputi kegelapan; sebab segera ia diarahkan kepada sesuatu yang tampaknya menarik hati.
Sebab hanya jaranglah terdapat orang yang sama sekali bebas dari noda dari diri sendiri. Demikianlah orang-orang Yahudi dulu datang pada Martha dan Maria di Bethania, tidak hanya untuk Yesus, melainkan juga untuk melihat Lasarus (Yah: 12.9).
Maka maksud itu hendaknya dimurnikan, agar supaya ia menjadi bersahaja dan tulus dan selalu diarahkan kepadaKu tidak terganggu oleh apa yang berubah dan apa yang merupakan rintangan baginya.
SUMBER DIAMBIL DARI:
Judul Buku : Mengikuti Jejak Kristus (Imitatio Christi)
Penulis: Thomas A Kempis
Penterjemah: J.O.H. Padmasepotra Pr,
Penerbit : Obor Jakarta, terbitan 1986
Diakses dari : https://thomaskempis.wordpress.com/
https://thomaskempis.wordpress.com/buku-3/