YEHOVAH NISSI


YEHOVAH NISSI – TUHANLAH PANJI PANJIKU

1.Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit.” Keluaran 17:14
Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: “Tuhanlah panji-panjiku!”
Keluaran 17:15
Ia berkata: “Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek turun-temurun.” Keluaran 17:16

2.Tuhan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Ia adalah Tuhan sumber kekuatan kita dan sumber kemenangan kita. Dan memang inilah juga yang dirasakan dan dialami oleh Musa, abdi Allah. Tuhan memakai Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah perjanjian. Dalam perjalanan menuju ke tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan, bangsa Israel harus menjalani perjalanan yang sering kali berat termasuk juga harus menghadapi orang-orang dan bangsa-bangsa lain yang memusuhi bangsa Israel.
Termasuk diantaranya yaitu bangsa Amalek. Kalau mau dilihat silsilah jaman dahulu kala, bangsa Amalek itu berasal dari keturunan Esau, Esau yang menjual hak anak sulungnya demi masakan kacang merah. Esau yang sering kali digambarkan sebagai seseorang yang lebih mementingkan kebutuhan jasmani dibandingkan berkat rohani.

3.Kembali ke bangsa Israel, pada waktu di perjalanan mereka menuju tanah Kanaan, mereka bertemu dengan bangsa Amalek dan mau tidak mau mereka harus melawan bangsa Amalek yang adalah musuh dari bangsa Israel. Peperangan ini terjadi di Rafidim.
Kemudian Musa memanggil Yosua untuk memimpin peperangan ini. Pada saat Musa mengangkat tongkat Tuhan maka Yosua dan bangsa Israel menjadi lebih kuat dari bangsa Amalek, tapi kalau Musa menurunkan tongkat Tuhan, Yosua dan bangsa Israel menjadi lebih lemah dari bangsa Amalek. Musa yang mengangkat tongkat lama-kelamaan merasa capai sehingga Harun dan Hur harus menopang tangan Musa agar bangsa Israel dapat menang.

4.Dan memang akhirnya bangsa Israel menang dan kemudian Tuhan berfirman, untuk menulis kemenangan ini dan untuk mengingatkan Yosua, sang penerus pemimpin bangsa Israel, untuk selalu ingat bahwa Tuhan senantiasa menyertai bangsa Israel.
Kemudian Musa mendirikan sebuah mezah, sebagai tanda kebesaran Tuhan dan menyebut mezbah ini Yehovah Nissi, yang berarti Tuhan adalah panji-panjiku: The Lord is my banner.

5.Banner,(Panji) seperti kita ketahui adalah seperti sebuah bendera. Seperti sebuah lambang yang melambangkan kedaulatan, kemenangan dan kemerdekaan. Seperti contoh, bendera Indonesia adalah merah putih yang menggambarkan kedaulatan negara Indonesia. Negara Australia juga mempunyai bendera atau panji panjinya. Setiap negara di dunia mempunyai bendera masing-masing. Di dalam kebudayaan bangsa Israel jaman itu, panji-panji itu sering kali dilambangkan dengan altar, karena itulah Musa membangun altar sebagai lambang kedaulatan Tuhan.

6.Kalau mau dilihat arti rohaninya dari kisah ini, Amalek dapat digambarkan sebagai musuh spiritual kita, hal-hal yang menjadi hambatan untuk kita dapat bertumbuh, hal-hal yang membuat kita tidak dapat maju di dalam Tuhan, hal-hal yang membuat kita kehilangan focus di dalam kehidupan kita dan masalah-masalah yang menghambat kita.

Asalkan tangan kita dapat terus terangkat kepada Tuhan, kita pasti menang seperti Yosua. Karena Tuhan adalah panji-panjiku. Karena itu ketika kita dihadapkan kepada suatu hambatan, biarlah kita dapat percaya sepenuhnya kepada kedaulatan Tuhan. Biarlah kita dapat terus berpegang kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan, dan percaya bahwa di dalam Tuhan ada kemenangan, sehingga di dalam peperangan kita pun dapat berkata: Yehovah Nissi, sama seperti Musa dan Yosua. Yehovah Nissi: The Lord is my banner.
Tuhan adalah panji-panjiku dan di dalam Tuhan terletak kemenangan, biarlah ini menjadi keyakinan kepercayaan kita dalam menghadapi peperangan rohani dan menghadapi berbagai persoalan hidup.

SUMBER:

Our Story