YERUSALEM (SION) BARU
Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak p untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem q penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan (Yesaya 65:18)
1.Yerusalem, adalah pusat kekuasaan dan pusat ibadah, di mana Kerajaan Israel dan Bait Allah juga berdiri, yang seringkali dinyanyikan dalam kitab mazmur raja Daud (Mazmur 122), sebagai pusat kehidupan, kota shalom (damai), masa itu dan masa depan Israel. Yerusalem menjadi kiblat bagi Israel, dan doa patut dipanjatkan bagi Yerusalem. Betapa indahnya gambaran Yerusalem. Namun di dalam PB, gambaran Jerusalem terasa bertolak belakang, karena bukan damai tapi kekerasanlah yang hadir di sana.
2.Tuhan Yesus Kristus sendiri meratapi Yerusalem (Matius 23:37-39); Dengan menyebutnya sebagai pembunuh para nabi, anak ayam yang kehilangan induk, bahkan digambarkan sebagai ‘kota sunyi’. Bukan sunyi karena kurang orang, melainkan sunyi karena “kehilangan” damainya. Kota ini memang menjadi keras, karena di sinilah Yesus Kristus dibunuh, bahkan disebut harus di Jerusalem (Lukas 13:33). Di kota ini pula para Imam yang seharusnya menjadi pembawa damai berubah menjadi pembawa malapetaka. Penganiayaan para rasul dan orang percaya pun terjadi di kota ini (Kisah 8:1). Kota ini semakin jauh dari maknanya, bahkan umat disebut Kristen pertama kali di Antiokhia (Kisah 11:26), bukan di Yerusalem. Sementara pengakuan iman rasul Petrus pertama kali tentang ke-Mesias-an Kristus juga diucapkan di Kaisaria Filipi (Matius 16:13), bukan di Yerusalem.
3.Kitab Wahyu lebih keras lagi menggambarkan Yerusalem dalam kiasan rohani sebagai Sodom dan Mesir (Wahyu 11:8). Menyamakan kejahatan Sodom yang dibumihanguskan Allah, atau Mesir yang kena tulah Allah. Karena itu tidaklah heran jika Yerusalem sekarang digambarkan oleh rasul Paulus sebagai Hagar, atau gunung Sinai (Galatia 4:25).
Dan bahwa yang dirindukan dan dinanti umat yang benar adalah Yerusalem Surgawi (Galatia 4:26-28). Juga disebut Yerusalem Baru yang turun dari surga (Wahyu 21:2 dan 10).
4.Yerusalem Baru, ibukota dunia baru yang mulia, “akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan . Di dalam kota Allah “tidak akan terdapat malam.”. “Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan akan menerangi mereka.” Cahaya matahari akan diganti dengan sinar yang tidak menyilaukan mata namun memancarkan cahayanya yang terang benderang seperti rembang tengah hari. Kemuliaan Allah dan Anak Domba itu menerangi Kota Kudus itu dengan sinar terang yang tidak henti-hentinya. Orang-orang yang ditebus berjalan dalam kemuliaan yang teduh sepanjang hari sampai selama-lamanya. (Wah.21:23)
“Dan Aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan yang Mahakuasa adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak domba itu.” Umat Allah berkesempatan mengadakan hubungan dengan Bapa dan Anak. (Wah.21:22)
Catatan (1) : Ketika Raja Salomo membangun Bait Suci di Yerusalem, area Sion diperluas sampai Bait Suci dan daerah sekitarnya (Mzm 2:6, 48:2, 11-12, 132:13). Sion akhirnya digunakan sebagai nama untuk merujuk kota Yerusalem, tanah Yehuda, dan orang-orang Israel secara keseluruhan (Yes 40:9; Yer 31:12; Zak 9:13).
(1) https://www.gotquestions.org/Indonesia/Sion.html