YESUS ADALAH ROTI HIDUP
Yohanes 6:.30-35
1.Pernyataan Yesus bahwa Dia adalah Roti Hidup berawal dari permintan para orang banyak akan tanda yang dapat mereka lihat sehingga mereka percaya kepada–Nya. Orang banyak hanya ingin melihat tanda-tanda mujizat dan mendapatkan makanan gratis. Mereka berkata kepada Yesus bahwa nenek moyang mereka selalu diberi makan gratis oleh Musa selama di padang gurun. Yang menjadi magnet bagi mereka mengikut Yesus adalah tanda mujizat dan makanan gratis, dengan pernyataan itu Yesus kembali mengoreksi cara pandang dan motivasi mereka dalam mencari Yesus, bahwa seharusnya yang mereka butuhkan lebih dari makanan yang sifatnya sementara, lebih dari makanan secara fisik yaitu makanan rohani.
2.Ayat 35: Akulah roti hidup (bahasa Inggris: I am the bread of life). Adalah ungkapan Yesus yang pertama dari 7 pernyataan/ frasa AKULAH “I AM”, Yunani : “εγω ειμι – EGÔ EIMI”, frasa yang dipahami kaum Yahudi sebagai penamaan-diri yang bersifat keilahian. Pernyataan lain adalah: “terang dunia” (Yohanes 8:12), “pintu” (Yohanes 10:9), “gembala baik” (Yohanes 10:11,14), “kebangkitan dan hidup” (Yohanes 11:25), “jalan, kebenaran, hidup”(Yohanes 14:6) dan “pokok anggur yang benar” (Yohanes 15:1,5).
3.Bruce Milne mengatakan bahwa, “roti kehidupan juga menunjukkan bahwa sifat Yesus adalah sifat yang memuaskan. Ini dilihat jelas dalam ucapan, “tidak akan lapar, dan tidak akan haus.” Semua jenis roti lain, seperti manna di padang gurun, tetap tidak memuaskan sepenuhnya. Masih ada hasrat yang belum dipenuhi: kita akan lapar lagi. Sebaliknya, setelah kita merasakan Yesus, cicipan itu akan membatalkan keperluan untuk sesuatu lain yang dapat memuaskan dan memenuhi hasrat kita.
4.Dalam pengajaran ini, Tuhan Yesus juga menegaskan, bahwa tujuan-Nya datang ke dunia ini bukan untuk memberikan makanan yang hanya dapat mengenyangkan tubuh jasmani yang bersifat sementara, melainkan makanan yang memelihara kehidupan rohani dan memberi hidup yang kekal. Dengan mentransformasikan diri-Nya menjadi roti hidup, Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai pusat dan Pemilik kehidupan universal. Sebab siapa pun yang memakan daging-Nya dan meminum darah-Nya, pasti mendapatkan hidup kekal, bahkan dibangkitkan pada akhir zaman (Yohanes 6:54). Pernyataan ini sekaligus bermakna, bahwa menolak roti hidup berarti binasa. Kesimpulannya, dalam klaim, “AKULAH roti hidup”, Tuhan Yesus menyatakan dengan tegas bahwa asal usul-Nya adalah surga, dan bahwa Dia sajalah yang memenuhi keseluruhan kerinduan rohani para pendengar-Nya.
5.Orang yang hidup pada masa kini tidak berbeda jauh dengan orang zaman Tuhan Yesus sehingga koreksi Tuhan Yesus berlaku juga untuk orang orang zaman sekarang. Zaman ini disebut zaman materialisme. Orang berlomba mengumpulkan materi sebanyak banyaknya dengan anggapan bahwa itu adalah sumber kebahagiaan. Bertolak dari pemahaman tadi sangat mudah orang tergelincir untuk menghalalkan segala cara untuk mengumpulkan materi sebanyak banyaknya. Kemudian ketika orang orang ini mencari Yesus banyak juga yang beranggapan bahwa Yesus dapat memberikan roti duniawi dan atau materi yang sementara . Yang mereka cari adalah berkat Yesus dan bukan Yesus sebagai sumber dan pemberi berkat.
Kiranya kalau ada diantara kita ada yang mempunyai motif motif salah dalam mencari Yesus, kiranya kita mendengar teguran Yesus. Mari kita betulkan motif mencari dan percaya kepada Yesus. Biarlah kita percaya dan menjadi pengikut Yesus Karena Dia adalah Roti Hidup yang dapat memberikan hidup kekal.
6.Lebih lanjut biarlah secara teratur tiap hari kita mencari hadirat Tuhan dalam doa dan pembacaan Firman. Biarlah kita dikenyangkan dengan Tuhan Yesus yang adalah Roti Hidup.Hanya dengan demikian saja hidup rohani kita tidak merana. Hanya dengan demikian saja hidup rohani kita menjadi sehat dan kuat.