YESUS-TABERNAKEL 5


“YESUS SEBAGAI PENGGENAP TEMPAT IBADAH”
TEMPAT IBADAH BANGSA ISRAEL
INJIL YOHANES: YESUS SEBAGAI PENGGENAP
Di dalam menunjukkan Yesus sebagai penggenap tempat ibadah Perjanjian Lama, ada empat teks kunci yang digunakan Yohanes di dalam Injilnya. Teks pertama sampai dengan ketiga telah diuraikan dalam tulisan terdahulu.

TEKS KEEMPAT -Yohanes 4:20-24
1.Ketiga teks penggenapan tadi berpuncak pada teks keempat yang ada dalam Yohanes 4:20-24. Setelah seorang perempuan Samaria berbincang dengan Yesus perihal kehidupan pribadinya, ia akhirnya mengakui bahwa Yesus ialah seorang nabi (ayat 19). Pengakuan tersebut nampaknya membuat perempuan tersebut tertarik membawa perdebatan besar antara bangsa Yahudi dan orang Samaria (perihal manakah tempat ibadah yang paling benar) ke dalam diskusinya dengan Yesus (ayat 20).

2.Pada dasarnya kedua bangsa ini percaya bahwa Allah memerintahkan mereka untuk beribadah di tempat yang Ia tentukan (band. Ulangan 12:5). Namun, perbedaan tempat muncul karena orang-orang Samaria hanya menerima Taurat sebagai Kitab Suci mereka. Karena orang Yahudi menerima keseluruhan Kanon Ibrani, maka mereka beranggapan bahwa Yerusalem ialah tempat yang Allah pilih untuk menegakkan nama-Nya.
3.Daud memilih Yerusalem sebagai tempat didirikannya Bait Allah, dan Allah menyetujui niatnya itu ketika Ia menyertai pembangunan Bait Allah pada masa Salomo. Namun, orang Samaria tidak menerima keyakinan tersebut. Alih-alih menerima Yerusalem sebagai pusat ibadah, mereka justru mencari tempat suci lain di dalam Taurat.

4.Mereka menemukan bahwa Sikhem, yang terlihat dari bawah Gunung Gerizim, adalah tempat pertama Abraham membangun mezbah ketika ia memasuki tanah perjanjian (Kejadian 12:6). Di Gunung Gerizim pula berkat diucapkan (Ulangan 11:29-30; 27:2-7). Bahkan berdasarkan Kitab Suci mereka, orang Samaria memercayai bahwa Sepuluh Perintah Allah punya kaitan yang erat dengan Gunung Gerizim.31 Ini semua membuat mereka akhirnya memilih Gunung Gerizim sebagai tempat suci di mana mereka menyembah Allah.

5.Jawaban Yesus di ayat 21 mengindikasikan bahwa pertanyaan soal legalitas tempat ibadah tersebut bukanlah pertanyaan yang relevan bagiNya. Meskipun Ia mengakui superioritas bangsa Yahudi di ayat 22, tetapi pada akhirnya Yesus menjelaskan datangnya sebuah babak baru dalam konsep tempat ibadah Alkitabiah: nilai sebuah ibadah tidak lagi ditentukan dari ― di mana seseorang menyembah‖ tetapi ― bagaimana seseorang itu menyembah.‖

6.Di ayat 23-24 Yesus berbicara bahwa penyembah yang benar menyembah Allah di dalam roh dan kebenaran. Para sarjana memberikan beragam pendapat mengenai arti roh dan kebenaran dalam ucapan Yesus ini. Ridderbos misalnya berpendapat bahwa roh dan kebenaran menunjuk kepada persekutuan yang dibangun dalam kuasa-Nya yang menciptakan kehidupan dan memberi kehidupan, yang memimpin kepada kepenuhan karunia Allah (band. 1:16) yang tidak lagi diperantarai oleh segala macam kesementaraan dan simbolis, tetapi oleh Roh Allah sendiri.32
Penjelasan yang lebih tepat konteks diberikan oleh Carson dan Kostenberger.34 Mereka berpendapat bahwa maksud Yesus dalam frasa ― menyembah dalam roh dan kebenaran‖ ialah penyembahan yang tidak terikat pada tempat kudus tertentu – seperti halnya kehadiran Allah yang adalah roh, yang tidak terikat oleh tempat tertentu – dan berfokus pada Allah yang memperkenalkan diri-Nya secara penuh di dalam Anak-Nya, Sang Kebenaran (Yohanes 14:6).

7.Jadi, ketika perempuan tersebut mempertanyakan di situs manakah sebuah penyembahan dianggap legal, Yesus menyatakan bahwa legalitas penyembahan tidak lagi didasarkan pada lokasi – sebab Allah yang roh itu tidak dikurung oleh lokasi – tetapi pada sikap hati yang berfokus pada Yesus, Sang Kebenaran.

SUMBER:
http://sttaletheia.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/Yesus-Sebagai-Penggenap-Tempat-Ibadah-dalam-Injil-Yohanes_Stefanus-Kristianto.pdf