ALLAH K ITA BENTENG YANG TEGUH
http://www.sabda.org/gema/sejarah_lagu_allah_kita_benteng_yang_teguh
“Lagu Mars dari Zaman Reformasi” itu pertama-tama diterbitkan pada tahun 1529. Pada waktu itu, gerakan yang diprakarsai oleh Luther itu rupa-rupanya bakal kalah dan punah, karena ada perlawanan yang dahsyat. Para penguasa duniawi yang terkuat pada masanya itu sedang mengerahkan bala tentara mereka untuk menyerang orang-orang yang memihak gerakan Reformasi.
Tetapi Martin Luther tidak bersandar pada kekuatan yang fana. Ia mengharapkan pertolongan ilahi. Dari Kitab Mazmur pasal 46 ia membaca kata-kata sebagai berikut:
Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan,
sebagai Penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah,
sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi,
disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang;
Allah akan menolongnya menjelang pagi.
Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang,
Ia memperdengarkan suaraNya, dan bumi pun hancur.
Tuhan semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah.
— Mazmur 46:2-3, 5-8
Dengan mencerminkan ayat-ayat dari Mazmur 46 itu, Martin Luther mengarang sebuah syair yang segera menjadi populer. Sama seperti para pahlawan kemerdekaan yang menyanyikan lagu-lagu perjuangan bangsa Indonesia, demikian juga para pembela gerakan Reformasi Protestan menghadapi ajal mereka dengan lagu karangan Luther itu pada bibir mereka. Ketika mereka diusir, dianiaya, bahkan ketika mereka mati syahid, mereka tetap menantang musuh-musuh mereka dengan menyanyikan lagu yang luhur itu. Sampai saat ini pun, tidak ada nyanyian pujian lainnya yang dapat lebih mengharukan hati umat Kristen di seluruh permukaan bumi.