1.Konsep Bait Allah di surga yang terbagi dalam Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus seperti Bait Allah di bumi adalah tema yang diambil dari simbolisme dalam Perjanjian Lama, khususnya sistem ibadah Israel. Namun, Bait Allah surgawi tidak perlu dipahami secara harfiah dengan struktur fisik yang sama seperti Bait Allah di bumi, melainkan sebagai simbol dari realitas rohani yang lebih mendalam.
2.Kitab Ibrani menjelaskan bahwa Bait Allah di bumi hanyalah salinan atau bayangan dari yang di surga (Ibrani 8:5). Bait Allah surgawi adalah tempat Yesus masuk setelah kebangkitan-Nya untuk mempersembahkan diri-Nya sebagai korban sekali untuk selamanya di hadapan Allah (Ibrani 9:24-26).
3.**Pembagian Ruang Kudus dan Maha Kudus di surga**:
3.1. **Simbolisme Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus**: Dalam Bait Allah di bumi, Ruang Kudus adalah tempat imam-imam melayani, sedangkan Ruang Maha Kudus adalah tempat hanya Imam Besar yang dapat masuk, sekali setahun, untuk mempersembahkan korban penebusan dosa. Hal ini melambangkan jarak antara Allah dan umat manusia, yang hanya dapat dijembatani oleh seorang imam besar.
3.2. **Yesus sebagai Imam Besar yang memasuki Ruang Maha Kudus**: Ibrani 9:11-12 mengajarkan bahwa Yesus, setelah kematian dan kebangkitan-Nya, masuk ke Ruang Maha Kudus surgawi, bukan dengan darah hewan seperti imam besar di bumi, tetapi dengan darah-Nya sendiri. Dengan tindakan ini, Dia membuka jalan bagi kita untuk memiliki akses langsung kepada Allah. Tirai yang memisahkan Ruang Kudus dan Maha Kudus dalam Bait Allah di bumi secara simbolis sudah terbelah ketika Yesus mati di kayu salib (Matius 27:51), menandakan bahwa pemisahan antara manusia dan Allah telah dihapuskan.
3.3. **Realitas Surgawi**: Bait Allah di surga, dalam arti spiritual, mencerminkan kehadiran Allah yang sempurna, di mana tidak ada lagi pembatasan seperti yang diwakili oleh Ruang Kudus dan Maha Kudus di bumi. Dalam Wahyu 21:22, Yohanes menggambarkan bahwa dalam Yerusalem baru, “Aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya, sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, dan Anak Domba adalah bait suci-Nya.” Ini menunjukkan bahwa di akhir zaman, ketika segala sesuatu dipulihkan, kehadiran Allah tidak lagi dibatasi oleh ruang fisik.4.
4.Jadi, meskipun sistem Bait Allah di bumi dengan Ruang Kudus dan Maha Kudus merupakan simbol dari realitas rohani yang lebih besar, Bait Allah di surga mengacu pada kehadiran Allah yang sempurna, di mana Yesus Kristus berperan sebagai Imam Besar yang memberikan akses langsung kepada Allah tanpa pemisahan atau penghalang