CANCEL CULTURE TERHADAP STEVE LAWSON

1.Siapa dan Apa yang Terjadi dengan Steve Lawson: Dr. Steven J. Lawson adalah seorang pendeta dan pendiri OnePassion Ministries. Dia juga pernah menjadi profesor di The Master’s Seminary dan sering berkhotbah di Grace Community Church. Baru-baru ini, dia dipecat dari Trinity Bible Church di Dallas karena terlibat dalam hubungan yang tidak pantas dengan seorang wanita12. Akibatnya, dia juga mengundurkan diri dari semua tugasnya di OnePassion Ministries2.

2.Apa yang Dimaksud dengan Cancel Culture:   Terjemahan bahasa Indonesia untuk “cancel culture” adalah “budaya pengenyahan” atau “budaya membatalkan”12. Istilah ini merujuk pada praktik memboikot atau menarik dukungan dari seseorang, biasanya figur publik, setelah mereka melakukan atau mengatakan sesuatu yang dianggap tidak pantas atau menyinggung3.   Berdasarkan pola umum cancel culture, ini mungkin melibatkan: Kritik masif di media sosial. Pemutusan hubungan kerja .. Pembatalan undangan berbicara atau berkhotbah.Penolakan untuk menerbitkan atau menjual bukunya

3.Bentuk Cancel Culture yang Dikenakan kepada Steve: Dalam kasus Steve Lawson, bentuk cancel culture yang dikenakan termasuk pemutusan hubungan kerja dengan gerejanya,   penghapusan semua materi dan profilnya dari situs web The Master’s Seminary dan Grace Community Church3. Selain itu, dia juga digantikan dalam acara-acara yang sudah dijadwalkan sebelumnya1.

4.Tokoh Kristen Lain yang Pernah Terkena Cancel Culture: Beberapa tokoh Kristen lainnya yang pernah terkena cancel culture termasuk Ravi Zacharias, yang setelah kematiannya terungkap terlibat dalam skandal pelecehan seksual, dan Mark Driscoll, yang mengundurkan diri dari Mars Hill Church setelah tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan perilaku tidak pantas.

5.Contoh tokoh politik yang pernah menghadapi situasi semacam itu:

Donald Trump: Mantan Presiden AS ini mengalami berbagai bentuk “cancellation”, termasuk penangguhan akun media sosialnya oleh beberapa platform besar setelah peristiwa 6 Januari 2021 di Capitol AS.

Liz Cheney: Anggota Kongres AS dari Partai Republik yang kehilangan posisinya dalam kepemimpinan partai dan kalah dalam pemilihan ulang setelah mengkritik Donald Trump dan mendukung pemakzulannya.

Jeremy Corbyn: Mantan pemimpin Partai Buruh Inggris yang dikeluarkan dari fraksi partainya di parlemen setelah komentarnya tentang antisemitisme.

J.K. Rowling: Meskipun bukan politisi, penulis Harry Potter ini menghadapi reaksi keras atas komentarnya tentang isu transgender.

Kanye West (Ye): Musisi dan desainer yang kehilangan banyak kontrak bisnis setelah membuat pernyataan antisemit.

6.Apakah perlakuan Cancel Cutlure terhadap Steve Lawson terlalu “Kejam”? Tindakan ini terlalu kejam atau tidak, sangat bergantung pada perspektif dan konteksnya. Beberapa orang mungkin melihatnya sebagai bentuk akuntabilitas yang diperlukan untuk menjaga integritas komunitas1. Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa cancel culture bisa menjadi terlalu keras dan tidak memberikan kesempatan bagi individu untuk memperbaiki kesalahan mereka1.

Dalam kasus Steve Lawson, jika benar dia terlibat dalam hubungan dengan wanita lain yang bukan istrinya, reaksi dari komunitas Kristen mungkin didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang mereka junjung tinggi. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan pendekatan yang penuh kasih dan pengampunan, yang juga merupakan nilai-nilai inti dalam ajaran Kristen.

Bagaimana pandangan Anda tentang hal ini? Apakah Anda merasa cancel culture bisa menjadi alat yang efektif untuk akuntabilitas, atau lebih sering menjadi alat penghukuman yang berlebihan?

1: Tirto.ID