DIKUBU MANA ANDA BERADA(SERI JOKOWI4B)

Tulisan dibawah ini adalah  refleksi mengenai Jokowi menjelang akhir masa jabatannya sebagai Presiden. Tulisan ini dibuka dengan topik pertama: Pengkultusan Manusia. Topik kedua: Dari Pemuja Menjadi Pembenci.Topik ketiga: Rakyat Jelata Tetap Mencintai Jokowi. Topik keempat : Member vs Challenger. Topik Kelima Istilah yang lebih Netral. Topik Keenam : Mengapa Jokowi Dikritik? Topik Ketujuh: Opososi dan Pendukung Jokowi

***Fenomena Masyarakat dalam  pandangan politiknya baik Tingkat dunia dan nasional Indonesia dapat kita kelompokkan dengan penggunaan isitlah istilah dibawah ini

MEMBER VS CHALLENGER DAN PEMUJA VS PEMBENCI

I.PERSAMAAN :

  1. Kedua pasang istilah ini menggambarkan kelompok-kelompok yang memiliki pandangan yang bertentangan atau berbeda.
  2. Keduanya sering digunakan dalam konteks polarisasi atau perdebatan publik.
  3. Istilah-istilah ini dapat mencerminkan tingkat dukungan atau oposisi terhadap sesuatu atau seseorang.

II.PERBEDAAN:

  1. Konteks:

– “Member vs challenger” biasanya digunakan dalam konteks yang lebih luas, seperti kompetisi, olahraga, atau bisnis.

– “Pemuja dan pembenci Jokowi” secara spesifik merujuk pada sikap terhadap seorang tokoh politik Indonesia.

  1. Konotasi:

– “Member vs challenger” cenderung lebih netral.

– “Pemuja dan pembenci” memiliki konotasi yang lebih kuat dan emosional.

  1. Tingkat polarisasi:

– “Member vs challenger” tidak selalu menunjukkan polarisasi ekstrem.

– “Pemuja dan pembenci” menggambarkan sikap yang lebih ekstrem dan terpolarisasi.

  1. Penggunaan:

– “Member vs challenger” lebih umum digunakan dalam berbagai bidang.

– “Pemuja dan pembenci Jokowi” spesifik pada konteks politik Indonesia.

  1. Implikasi:

– “Member vs challenger” bisa menunjukkan persaingan yang sehat atau konstruktif.

– “Pemuja dan pembenci” cenderung menggambarkan konflik atau perpecahan dalam masyarakat.

***Penting untuk dicatat bahwa penggunaan istilah-istilah yang sangat polarisasi seperti “pemuja” dan “pembenci” dapat mempertajam perbedaan dan mungkin tidak selalu membantu dalam diskusi yang seimbang tentang isu-isu politik.