DOKTER LEGENDA DARI TANAH PAPUA

Selamat Jalan Tigor Silaban, Dokter Legenda dari Tanah Papua

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/08/07/janji-dokter-legendaris-untuk-masyarakat-papua-yang-telah-ditepati

Dokter Tigor Silaban mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Dok II Jayapura pada Jumat (6/8/2021). Almarhum mendedikasikan hidupnya selama 40 tahun terakhir untuk pelayanan kesehatan di Papua.

OlehFABIO MARIA LOPES COSTA

7 Agustus 2021 18:53 WIB·

Tigor Silaban adalah dokter legenda di tanah Papua. Lebih kurang empat dekade dia abdikan hidupnya menjadi jembatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sana.

Kisah Tigor dan Papua berawal di tanah Jawa. Di pinggir Pantai Ancol, Tigor muda pernah mengucapkan janji di sana pada Minggu sekitar pukul 23.00. ”Saya berjanji kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh akan bekerja di tempat yang jauh sekali apabila lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,” begitu, katanya, doa Tigor saat itu.

Tidak hanya itu, dalam peristiwa yang terjadi pada 15 Januari 1978 itu, dia berjanji tidak akan membuka tempat praktik sendiri. Tigor bernazar hanya akan bekerja di institusi pemerintahan atau swasta.

”Janji ini mempertaruhkan harga diri dan martabat saya. Moga kiranya Tuhan akan selalu menolong dan menguatkan saya dalam melaksanakan janji ini,” ucap putra arsitek Masjid Istiqlal, Friedrich Silaban, ini.

 

Kisah itu kembali terdengar di pelataran lokasi parkir RSUD Dok II Jayapura, Sabtu (7/8/2021). Namun, semuanya bukan keluar dari mulut Tigor sendiri. Penuturnya adalah rekan dan sahabat seperjuangan Tigor, dokter Bagus Sukaswara. Raga Tigor sudah berada dalam peti jenazah. Jiwa beristirahat panjang dalam keabdian.

Karena sakit, dia berpulang pada Jumat (6/8) pukul 23.15 WIT di RSUD Dok II Jayapura. Dalam usia 68 tahun, dia meninggalkan seorang istri dan empat anaknya serta seorang cucu.

Janji Papua

Papua menggenapkan janji Tigor. Lulus dari UI, ia menjadi tenaga kesehatan di Puskemas Bokondini mulai tahun 1979. Jauh dari keramaian Jakarta, puskesmas itu ada di pedalaman Kabupaten Jayawijaya. Namun, di tengah keterbatasan infrastruktur, sarana transportasi, dan rawan gangguan keamanan, Tigor tidak pernah menyesali pilihannya.

Suami dari Joan Maureen Tielman ini bahkan doyan blusukan. Dia kuat berjalan kaki menapaki gunung dan sungai hingga berhari-hari agar warga pedalaman Papua mendapatkan akses kesehatan yang sama.

”Ia bahkan dikenal sebagai dokter yang berani operasi pasien walaupun risikonya sangat tinggi. Saat itu, dokter spesialis bedah di Papua sangat minim,” kata Bagus.

Kesetiaannya kepada Papua mendapat pengakuan banyak kalangan. Hingga akhirnya pensiun tahun 2017 sebagai PNS, ada 38 tanda jasa yang disematkan kepada lelaki kelahiran Bogor pada 1 April 1953 itu. Dia juga tercatat pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Papua.

Tigor adalah mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang mendedikasikan dirinya selama empat dekade di Papua.

Lewat jam terbang tinggi melayani warga di berbagai medan. Tigor berhasil melahirkan banyak program pelayanan kesehatan di Papua. Salah satu yang terkenal adalah program jaringan kesehatan paralel.

Program kesehatan ini melatih tenaga nonkesehatan di daerah pedalaman, seperti perwakilan gereja. Mereka nantinya bakal membantu beragam pelayanan kesehatan, seperti pemberian makanan bergizi bagi anak hingga sosialisasi kelambu pencegah demam berdarah dan malaria.

Direktur RSUD Dok II Jayapura dr Aloysius Giyai mengenang Tigor sebagai mentor baik hati dan melahirkan banyak kader tenaga kesehatan di Papua. ”Beliau tetap berkarya hingga akhir hayatnya. Hingga kepergiannya, beliau masih bertugas sebagai konsultan kesehatan di Kabupaten Lanny Jaya,” kata Aloysius, yang juga mantan Kadis Kesehatan Papua.

Kepala Balai Penanggulangan dan Pengendalian AIDS, TBC, dan Malaria Dinkes Papua dr Beeri Wopari saat ditemui di tempat yang sama sangat bangga pernah bertugas di pedalaman dengan almarhum. ”Beliau memenuhi janjinya dan komitmen kepada Tuhan untuk membantu pelayanan kesehatan di Papua. Ia sangat mengasihi masyarakat Papua,” kata Beeri.

Juru bicara Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua dr Silwanus Sumule mengatakan, almarhum adalah sosok dokter sejati. ”Dedikasi almarhum selama hidupnya menjadi inspirasi bagi kami. Beliau menjadi sosok panutan yang sempurna bagi semua dokter yang bertugas di Papua,” ucapnya.

Selamat jalan dokter Tigor. Dedikasi dan kesetiaanmu bagi masyarakat Papua selama 42 tahun akan selalu dikenang sepanjang masa.