DONALD TRUMP-KEKRISTENAN DI AMERIKA

PENGARUH DONALD TRUMP DALAM KEKRISTENAN AMERIKA
________________________________________
Pendahuluan: Sebuah Kisah tentang Kekuasaan dan Manipulasi
George Orwell, seorang penulis Inggris yang tajam dalam kritik sosial dan politik, menerbitkan Animal Farm pada tahun 1945. Karya ini dikemas sebagai fabel, namun sesungguhnya merupakan alegori terhadap Revolusi Rusia dan bagaimana kekuasaan bisa membusuk seiring waktu. Dalam cerita itu, hewan-hewan yang awalnya bersatu untuk membebaskan diri dari penindasan, akhirnya justru kembali diperbudak oleh pemimpinnya sendiri—babi bernama Napoleon.
Napoleon menggunakan taktik propaganda, distorsi kebenaran, dan ketakutan untuk mengendalikan hewan-hewan lain di peternakan. Ia menjanjikan kebebasan dan kemakmuran, namun perlahan-lahan mengambil semuanya dari rakyatnya—dalam hal ini, para hewan. Kalimat ikonik dalam novel itu, “Semua hewan setara, tetapi beberapa hewan lebih setara daripada yang lain,” adalah sindiran Orwell yang pahit terhadap hipokrisi para penguasa.
________________________________________

TRUMP,PENDETA DAN PENYESATAN ROHANI
Trump, Pendeta, dan Penyesatan Rohani Bergaya Animal Farm
George Orwell, dalam novelnya Animal Farm, menulis sebuah kalimat tajam yang hingga kini tetap relevan: “Semua hewan setara, tetapi beberapa hewan lebih setara daripada yang lain.” Kalimat ini adalah ironi tentang bagaimana kekuasaan dapat mengubah idealisme menjadi tirani, dan pemimpin revolusi menjadi penindas baru.
Sayangnya, kita tidak perlu jauh-jauh ke dunia fiksi untuk melihat hal itu terjadi. Kita bisa melihatnya pada Donald Trump, dan lebih menyedihkan lagi—pada para pendeta yang menjadikan Trump sebagai alat politik dan spiritual.

Pemimpin Dunia yang Diberi Status Nabi
1.Donald Trump bukanlah pendeta. Namun, dalam pemilu Amerika dan dalam retorika banyak gereja evangelikal, ia digambarkan seolah-olah nabi pilihan Tuhan. Doa-doa dinaikkan agar ia menang. Ramalan “nabi-nabi modern” diumumkan di televisi dan YouTube, menyebut bahwa Trump akan memimpin dua periode. Ketika ia kalah, mereka menyalahkan “iblis,” media, dan umat yang kurang iman.
2.Gereja berubah menjadi posko kampanye. Ibadah menjadi panggung politik. Pendeta Paula White, penasihat rohani Trump, bahkan memanggil malaikat dari Afrika dan Amerika Selatan agar Trump menang pemilu. Ini bukan teologi—ini manipulasi massal.
3.Mirip dengan babi-babi di Animal Farm yang mengubah hukum peternakan sesuai kepentingan mereka, para pemimpin rohani ini memelintir Alkitab agar umat percaya bahwa mendukung Trump adalah bagian dari ketaatan pada Tuhan. Padahal, banyak nilai hidup Trump justru bertentangan dengan ajaran Kristus: kesombongan, kebohongan, kekerasan, bahkan pelecehan perempuan.

Mengapa Gereja Bisa Terseret?
1.Sebab kekuasaan itu memabukkan. Dengan berpihak pada politikus seperti Trump, banyak gereja mendapat perlindungan, dana, dan akses ke pengaruh politik. Namun harganya mahal: iman umat diperalat, dan nama Tuhan dipakai sebagai stempel untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
2.Di Amerika, beberapa tokoh terkenal seperti Kenneth Copeland, Paula White, dan Jerry Falwell Jr. menggunakan mimbar bukan untuk memberitakan Injil, tapi untuk menciptakan kultus pribadi. Mereka menjanjikan kesembuhan, kekayaan, dan kemenangan politik asal umat “taat”—dalam arti memberi persembahan, mendukung pemimpin pilihan mereka, dan tidak mempertanyakan apa pun.

Kapan Umat Akan Bangun?
1.Kita hidup di zaman ketika banyak umat lebih percaya pada politisi dan pengkhotbah daripada pada Alkitab itu sendiri. Mereka seperti para hewan dalam Animal Farm yang perlahan lupa bahwa mereka pernah bebas, dan kini dijajah kembali oleh pemimpinnya sendiri—tapi kali ini dalam nama Tuhan.
2.Yesus Kristus tidak pernah memaksa orang memilih-Nya. Ia melayani dengan kerendahan hati, bukan dengan retorika kebencian. Ia memberi hidup-Nya, bukan mengambil uang umat demi jet pribadi. Gereja yang benar bukan tempat mengatur suara, tapi tempat membebaskan hati.
3.Sudah saatnya umat Kristen membuka mata. Jangan tertipu oleh jubah rohani yang membungkus agenda duniawi. Jangan sampai kita menjadi seperti tokoh-tokoh dalam Animal Farm—yang baru sadar bahwa mereka ditipu, setelah segalanya terlambat.