Fokus kepada Kristus dan Memiliki Pikiran Kristus
I.Dua Hal yang Saling Melengkapi
Dalam kehidupan iman Kristen, kita sering mendengar dua ungkapan: “fokus kepada Kristus” dan “memiliki pikiran Kristus.” Sekilas keduanya mirip, tetapi sebenarnya memiliki dimensi yang berbeda sekaligus saling melengkapi.
- Fokus kepada Kristus berarti mengarahkan pandangan, hati, dan tujuan hidup kita hanya kepada Yesus. Ibrani 12:2 berkata, “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.” Fokus di sini adalah arah pandang—ke mana kita menoleh dan kepada siapa kita bergantung.
- Memiliki pikiran Kristus berarti kita belajar berpikir, menilai, dan merespons kehidupan dengan cara Yesus sendiri. Paulus menuliskan dalam 1 Korintus 2:16, “Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” Artinya, Roh Kudus menuntun orang percaya untuk mengenal kehendak Allah, berpikir dengan kerendahan hati, dan mengutamakan kasih.
Dengan kata lain, fokus adalah arah hati, sedangkan pikiran Kristus adalah cara kita berpikir dalam arah itu.
II.Persamaan dan Perbedaan
A.Persamaan:
- Keduanya sama-sama berpusat pada pribadi Yesus, bukan pada kemampuan diri.
- Keduanya adalah karya Roh Kudus dalam diri orang percaya—kita tidak dapat mencapainya dengan kekuatan manusia semata.
- Keduanya membawa perubahan hidup: fokus kepada Kristus membuat kita bertahan di tengah pencobaan, pikiran Kristus membuat kita bijaksana mengambil keputusan.
B.Perbedaan:
- Fokus kepada Kristus lebih bersifat arah hidup (ke mana mata rohani kita tertuju).
- Pikiran Kristus lebih bersifat transformasi batin (bagaimana kita berpikir, merasakan, dan mengambil keputusan).
Namun, keduanya tidak bisa dipisahkan. Orang yang benar-benar memiliki pikiran Kristus pasti akan terus memandang kepada Kristus. Sebaliknya, orang yang sungguh fokus kepada Kristus akan dibentuk memiliki cara berpikir seperti Kristus.
III.Kesatuan di Antara Keduanya
Paulus dalam Filipi 2:5 menegaskan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Ayat ini menggabungkan keduanya: fokus kepada Kristus (karena Yesus adalah teladan hidup kita) sekaligus memiliki pikiran Kristus (karena kita dipanggil meniru kerendahan hati dan kasih-Nya).
Kesatuan ini terlihat dalam praktik sehari-hari. Misalnya:
- Saat menghadapi masalah pekerjaan, fokus kepada Kristus membuat kita tidak panik, sementara pikiran Kristus menolong kita merespons dengan sabar dan adil.
- Saat tergoda untuk iri hati, fokus kepada Kristus mengingatkan kita kepada kasih-Nya, sementara pikiran Kristus mengarahkan kita untuk bersyukur dan rendah hati.
IV.Penyalahgunaan dalam New Age: “Christ Consciousness”
Dalam gerakan New Age, istilah “Christ Consciousness” sering dipakai untuk menggantikan “pikiran Kristus.” Tetapi maknanya sangat berbeda.
Bagi New Age, Christ Consciousness bukan merujuk pada pribadi Yesus yang berinkarnasi, mati, dan bangkit, melainkan semacam kesadaran universal atau energi ilahi yang bisa dicapai siapa saja. Ini adalah bentuk spiritualitas tanpa salib, tanpa pertobatan, dan tanpa pengakuan Yesus sebagai Tuhan.
Bagi iman Kristen, memiliki pikiran Kristus tidak pernah bisa dilepaskan dari karya Kristus di kayu salib dan kuasa kebangkitan-Nya. Seperti dikatakan Paulus dalam Galatia 2:20, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
V.Apa Artinya Bagi Orang Kristen Masa Kini?
Bagi kita hari ini, fokus kepada Kristus dan memiliki pikiran Kristus berarti:
- Menjadikan Yesus pusat kehidupan. Dalam dunia yang sibuk dan penuh distraksi, kita diajak menata ulang prioritas: Kristus lebih utama daripada pekerjaan, hobi, bahkan ambisi pribadi.
- Membiarkan Roh Kudus membentuk pola pikir kita. Dunia modern sering mendorong pola pikir instan, egois, atau pragmatis. Tetapi pikiran Kristus mengajarkan kerendahan hati, kesetiaan, dan kasih.
- Menghidupi iman secara praktis. Fokus tanpa pikiran Kristus bisa menjadi fanatisme buta. Pikiran Kristus tanpa fokus kepada Kristus bisa menjadi teori kosong. Tetapi jika digabungkan, kita hidup dalam kesetiaan yang nyata.
Roma 12:2 menegaskan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah.”
Penutup
Fokus kepada Kristus dan memiliki pikiran Kristus bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan dua sisi dari kehidupan rohani yang utuh. Fokus membawa kita menatap kepada Yesus, dan pikiran Kristus membuat kita semakin serupa dengan-Nya.
Di tengah dunia yang menawarkan banyak “kesadaran baru” dan spiritualitas palsu, orang Kristen dipanggil untuk kembali kepada kebenaran Injil: hanya di dalam Kristus kita menemukan arah, dan hanya dengan pikiran Kristus kita mampu berjalan benar.