GAP THEORY


GAP THEORY (Kej 1:1-2).

1.Ada suatu teori / penafsiran yang salah tentang Kej 1:1-2 ini, yang disebut ‘Gap Theory’. Teori ini mengatakan bahwa di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 terdapat ‘gap’ (= celah / selang waktu) yang lamanya jutaan tahun atau bahkan ratusan juta tahun. Mereka menganggap bahwa dalam Kej 1:1, langit dan bumi dan segala isinya sudah sempurna. Lalu terjadilah pemberontakan Iblis (yang sering disebut secara salah dengan nama Lucifer), sehingga bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong seperti dalam Kej 1:2. Lalu dalam Kej 1:3-dst Allah melakukan penciptaan ulang.
2.Dasar dari ‘gap theory’ ini adalah:
2.1.Mereka berpendapat bahwa Allah tidak mungkin mencipta sesuatu yang kacau seperti yang tertulis dalam Kej 1:2 – ‘bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya’. Karena itulah mereka beranggapan bahwa penciptaan dalam Kej 1:1 sudah sempurna, tetapi lalu menjadi rusak / kacau karena pemberontakan Iblis.
2.2. Dengan adanya ‘gap’ jutaan tahun ini maka Alkitab menjadi cocok dengan ilmu Geologi yang mengatakan bahwa umur bumi sudah jutaan tahun.
2.3. Kej 1:2 berbunyi: ‘Bumi belum berbentuk dan kosong’. NIV menterjemahkan sebagai berikut: ‘Now the earth was formless and empty’ (= Bumi adalah tidak berbentuk dan kosong).

3.‘Gap theory’ ini harus ditolak dengan alasan / penjelasan sebagai berikut:
3.1.Kej 1:1-2 tidak berarti bahwa Allah menciptakan sesuatu yang kacau, tetapi bahwa Ia menciptakan yang baik dan teratur secara bertahap.
Penganut ‘gap theory’ tidak mau mempercayai bahwa Allah melakukan penciptaan secara bertahap, tetapi dalam teori mereka sendiri mereka berpendapat bahwa pada waktu Allah melakukan ‘penciptaan kembali’ dalam Kej 1:3-dst, maka Allah melakukannya secara bertahap. Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan teori ini.
3.2.Ilmu Geologia sama sekali tidak mempunyai kepastian dalam menentukan umur bumi.
Perlu diketahui bahwa ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan umur bumi, dan ternyata metode-metode ini menghasilkan hasil yang sangat bervariasi. Misalnya metode pertama menghasilkan bilangan 100 juta tahun, maka metode kedua ternyata menghasilkan bilangan 20 ribu tahun, dsb.

4.Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu dalam Kej 1, maka semua itu diciptakan dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu (yang tidak kita ketahui). Misalnya:
4.1. Pada waktu Adam diciptakan pada hari ke 6, ia tidak diciptakan sebagai seorang bayi yang baru lahir, tetapi sebagai manusia dewasa. Karena itu, andaikata pada hari ke 7 seorang ilmuwan memeriksa Adam, maka mungkin sekali ia mendapatkan bahwa Adam sudah berumur 30 tahun, atau 50 tahun, padahal Adam baru berumur 1 hari!
4.2.Pada waktu pohon-pohonan diciptakan oleh Allah pada hari ke 3, mereka tidak diciptakan sebagai tunas yang baru tumbuh, tetapi sebagai pohon yang sudah besar. Karena itu, andaikata pada hari ke 4 seorang ilmuwan memeriksa sebuah pohon, maka mungkin sekali ia akan mendapatkan bahwa pohon itu sudah berumur 100 tahun, padahal sebetulnya baru berumur 1 hari.
4.3. Demikian juga pada waktu Allah menciptakan bumi dengan lapisan batu-batuannya, Allah menciptakannya dalam keadaan sudah mempunyai umur tertentu. Dan kita tidak tahu berapa umur bumi pada waktu diciptakan. Bisa saja 1000 tahun, atau satu juta tahun, atau bahkan ratusan juta tahun!
Karena itu, kalaupun para ilmuwan jaman sekarang bisa menemukan suatu metode penentu umur bumi yang betul-betul dapat dipercaya, dan dengan metode itu didapatkan bahwa umur bumi sudah 5 juta tahun, maka itu tidak menunjukkan bahwa Kitab Sucinya salah. Siapa tahu bahwa Allah memang menciptakan bumi ini dalam keadaan sudah berumur mendekati 5 juta tahun?

5.Kalau ‘gap theory’ mau mencocokkan Alkitab dengan Ilmu Geologi dalam persoalan umur bumi, lalu bagaimana dengan umur dari tulang-tulang manusia yang jutaan tahun (ini menurut ‘ilmu pengetahuan’; tetapi inipun tidak bisa dipercaya!)? Apakah mereka mau berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu juga sudah ada manusia (sebelum Adam)?
· Kalau dikatakan bahwa dalam Kej 1:1 sudah ada manusia, maka:
* itu berarti bahwa Adam bukan manusia pertama, dan ini bertentangan dengan 1Kor 15:45a yang berbunyi: “Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk hidup’”.
* perlu dipertanyakan: bagaimana manusia sebelum Adam itu bisa mati, padahal belum ada dosa?
· Kalau mereka berkata bahwa dalam Kej 1:1 itu belum ada manusia, maka mereka tetap tidak bisa mencocokkan Alkitab dengan ‘ilmu pengetahuan’.

6.Kalaupun di antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 ada pemberontakan setan, mengapa alam semesta harus menjadi kacau / rusak? Iblis memang kuat, tetapi ia jelas sama sekali bukan tandingan Allah, sehingga ‘pertempuran’ antara Iblis dan Allah sama sekali ‘tidak seru’ dan tidak perlu sampai menghancurkan alam semesta. Pandangan yang mengatakan bahwa pertempuran Iblis melawan Allah itu sampai harus menghancurkan ciptaan Allah, adalah pandangan yang terlalu merendahkan Allah, karena secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa kekuatan Iblis dan Allah itu tidak terlalu berbeda jauh.
7.‘Gap theory’ ini muncul bukan sebagai hasil dari Exegesis terhadap Kej 1:1-2, tetapi sebagai hasil dari Eisegesis terhadap Kej 1:1-2. Exegesis berarti kita menggali ayat sedemikian rupa sehingga dari ayat tersebut keluar suatu ajaran. Ini adalah cara yang benar dalam menangani Kitab Suci. Tetapi Eisegesis berarti kita memasukkan pandangan kita ke dalam ayat Kitab Suci, dan ini jelas merupakan cara penafsiran yang salah.

SUMBER: http://www.golgothaministry.org/kejadian/kejadian-1_1-2_3.htm