ILMU KOGNITIF: THEORY OF MIND DAN EMPATI

**Theory of Mind (ToM)** adalah kemampuan kognitif yang memungkinkan seseorang untuk memahami bahwa orang lain memiliki pikiran, keyakinan, keinginan, dan perspektif yang mungkin berbeda dari dirinya sendiri. ToM adalah dasar penting untuk empati, karena memungkinkan kita memahami dan memprediksi bagaimana orang lain berpikir atau merasakan dalam situasi tertentu.

**Ketika dikaitkan dengan **Roma 12:2**, yang berbicara tentang “pembaharuan budi” dan “membedakan kehendak Allah,” kita dapat melihat bahwa ini melibatkan pengembangan empati yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih tajam tentang diri sendiri serta hubungan kita dengan orang lain. Berikut adalah beberapa cara bagaimana **Theory of Mind** dan **empati** relevan dalam pembacaan ayat ini:

#### A. **Transformasi Pikiran yang Mengarah pada Pemahaman yang Lebih Baik terhadap Orang Lain**

1.Roma 12:2 berbicara tentang **pembaruan budi** sebagai cara untuk lebih memahami kehendak Allah. Dalam konteks ini, **Theory of Mind** berperan karena ketika pikiran kita diperbarui, kita tidak hanya melihat dunia dari perspektif pribadi yang sempit, tetapi kita mulai memahami bahwa orang lain memiliki kebutuhan, keinginan, dan cara berpikir yang berbeda.

2.Pembaruan pikiran ini menuntun kita untuk **lebih memperhatikan orang lain** dan memikirkan dampak tindakan kita terhadap mereka. Dengan memiliki ToM yang berkembang, kita dapat dengan lebih mudah memahami bahwa orang lain mungkin menghadapi tantangan atau tekanan yang tidak terlihat, dan ini memungkinkan kita untuk menunjukkan belas kasihan dan kebaikan dalam tindakan kita.

#### B. **Empati sebagai Bagian dari Kehendak Allah**

1.Dalam ayat ini, pembaharuan budi dihubungkan dengan “membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna.” **Empati** adalah kemampuan untuk merasakan atau memahami emosi orang lain, dan ini sering dianggap sebagai bagian dari **tindakan kasih** dan kebaikan yang merupakan kehendak Allah.

2.Ketika pikiran kita diperbaharui, kita menjadi lebih selaras dengan kehendak Allah, yang sering kali melibatkan **mencintai sesama** dan menunjukkan **belas kasihan**. Empati adalah kemampuan yang memungkinkan kita untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain dan merespons dengan kebaikan dan pengertian, sesuai dengan ajaran Alkitab tentang kasih dan kemurahan.

#### C***Pembaruan Budi dan Respons Sosial yang Lebih Baik**

1.Dalam konteks kehidupan sehari-hari, orang dengan **Theory of Mind** yang berkembang baik cenderung lebih efektif dalam **interaksi sosial**. Mereka dapat membaca situasi sosial dengan lebih baik, memahami niat orang lain, dan merespons dengan cara yang sesuai. Pembaharuan pikiran yang dibicarakan dalam Roma 12:2 tidak hanya berhubungan dengan hubungan vertikal kita dengan Allah tetapi juga dengan hubungan horizontal kita dengan sesama manusia.

2.Ketika kita memperbarui budi kita, kita mampu melihat di luar pandangan duniawi yang egois dan mulai **berfokus pada orang lain**. Ini bisa mempengaruhi cara kita berinteraksi dalam komunitas, keluarga, dan hubungan sosial lainnya. Kita menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain, dan respons kita lebih selaras dengan kehendak Allah, yaitu menunjukkan kasih, kebaikan, dan kesabaran.

#### D. **Pembaruan Pikiran Mengatasi Egoisme dan Prejudice**

1.**Theory of Mind** juga melibatkan kemampuan untuk **mengatasi bias** atau **prejudice** yang kita miliki terhadap orang lain. Seringkali, kita cenderung menghakimi orang lain berdasarkan pengalaman atau pemikiran kita sendiri, tanpa menyadari bahwa mereka mungkin memiliki konteks atau latar belakang yang berbeda.

2.Dengan **pembaruan budi**, Roma 12:2 mendorong kita untuk **mengatasi egoisme** atau **prejudice** dan mulai memandang orang lain dengan **empati** dan **pengertian yang lebih dalam**. Kita tidak lagi terjebak dalam pola pikir duniawi yang mungkin mendorong kita untuk menghakimi, melainkan kita dipanggil untuk melihat sesama kita dengan **kasih** dan **pemahaman**, seperti yang Allah lakukan.

#### E.**Kepekaan Terhadap Kehendak Allah Melalui Interaksi dengan Orang Lain**

1.Ilmu kognitif menunjukkan bahwa kemampuan **Theory of Mind** tidak hanya membantu kita dalam memahami orang lain, tetapi juga memungkinkan kita untuk lebih peka dalam merespons situasi sosial dengan tepat. Dalam konteks rohani, pembaruan budi yang disebutkan dalam Roma 12:2 bisa dipahami sebagai pengembangan **kepekaan spiritual** untuk memahami kehendak Allah dalam situasi sehari-hari.

2.Ketika kita mampu **memahami pikiran dan perasaan orang lain** melalui empati, kita bisa lebih jelas membedakan apa yang **baik dan berkenan di mata Allah**. Dalam hubungan antarpribadi, hal ini sangat penting karena banyak dari tindakan kita yang merupakan tanggapan langsung terhadap kebutuhan atau situasi orang lain. Dengan empati yang kuat, kita bisa memberikan respons yang lebih **bijaksana** dan **berbelas kasih**, yang merupakan wujud nyata dari kehendak Allah.

### F. **Pembaruan Budi dan Tanggung Jawab Sosial**

1.Roma 12:2 juga bisa dilihat sebagai panggilan untuk **tanggung jawab sosial**. Dalam konteks ini, **Theory of Mind** memberikan kita kemampuan untuk memahami peran kita dalam komunitas dan dunia, serta tanggung jawab kita untuk melayani dan menunjukkan kasih. Pembaharuan pikiran berarti kita semakin memahami peran kita sebagai pelayan bagi sesama, yang berakar pada pemahaman akan **kebutuhan orang lain** melalui empati dan perhatian yang lebih besar.

### KESIMPULAN

**Theory of Mind** dan **empati** berperan penting dalam membantu kita memahami orang lain dan mencintai mereka seperti yang Allah kehendaki. Dalam konteks Roma 12:2, pembaruan budi melibatkan transformasi cara kita berpikir tentang orang lain dan diri kita sendiri. Dengan **ToM** yang berkembang, kita bisa lebih baik memahami perasaan dan pemikiran orang lain, yang memungkinkan kita untuk lebih berempati dan selaras dengan kehendak Allah. Empati ini menciptakan respons yang penuh kasih dan tanggung jawab sosial, yang sangat penting dalam kehidupan Kristen yang penuh kasih kepada sesama.