JOHN HARPER (The Untold Titanic Story )
Jika Anda melihat film “Titanic,” Anda akan tahu banyak tentang apa yang terjadi 100 tahun yang lalu , ketika kapal yang diklaim tidak bisa tenggelam, pada akhirnya tenggelam setelah menabrak gunung es. Dari 1.528 orang tenggelam di air dingin, hanya enam yang berhasil diselamatkan. (Info : Titanic tenggelam 15 April 1912)
Tapi tahukah Anda bahwa salah satu dari enam orang tersebut benar-benar diselamatkan dua kali malam itu?
Kisahnya sangat inspirasional, bukan hanya sekedar kisah bertahan hidup.
Ada seorang penumpang kapal Titanic, seorang Skotlandia bernama John Harper. Sebenarnya ia akan naik kapal Lusitania namun karena ada perubahan jadwal maka ia naik Titanic. Harper, seorang , naik Titanic dengan putrinya berusia enam tahun, Nana. Ia berencana pergi ke Moody Memorial Church di Chicago, tempat ia diundang untuk memberitakan Injil selama tiga bulan.
Ketika ia memberitahu Jemaat di gerejanya tentang rencana perjalanan ke
Chicago, seorang pendeta meminta dia untuk membatalkan perjalanan ini. Pendeta itu mengatakan bahwa ketika ia berdoa, ia mendapatkan kesan bahwa suatu bencana akan terjadi. Namun Harper tetap memutuskan untuk berangkat karena ia yakin bahwa perjalanannya kali ini mempunyai tujuan ilahi.
Ketika kapal itu menghantam gunung es dan mulai tenggelam, Harper memastikan putrinya ditempatkan ke salah satu sekoci. Dia kemudian memulai pekerjaan penginjilan terakhirnya di usianya yang masih terbilang muda.
Air yang dingin dan beku mulai masuk ke dalam kapal, Harper terdengar berteriak, “Biarkan perempuan, anak-anak dan yang belum diselamatkan masuk ke dalam sekoci.” Korban melaporkan bahwa Harper melepaskan jaket penyelamatnya sendiri dan memberikannya kepada orang lain. “Jangan khawatir tentang saya,” dia berkata, “Aku tidak akan turun, aku naik!”
Ketika kapal mulai tenggelam, lebih dari 1.500 penumpang melompat atau terjatuh ke dalam air dingin. Ketika mereka secara bertahap tenggelam atau mati beku, Harper terlihat berenang dari satu penumpang yang lain, memohon mereka untuk menerima Kristus.
Hanya enam dari 1.500 orang berjuang di dalam air kemudian diselamatkan, termasuk seorang pria yang kemudian diidentifikasi dirinya sebagai orang yang terakhir bertobat. Pemuda ini telah naik ke atas sepotong puing. Harper, yang berjuang dalam air di dekatnya, berteriak, “Apakah Anda sudah diselamatkan?” “Tidak,” jawab orang itu. Harper kemudian berteriak kata-kata dari Kitab Suci: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan diselamatkan.” Pria itu tidak menjawab, dan sesaat kemudian dia melayang jauh di atas ombak.
Selang beberapa menit kemudian, arus membawa kedua orang kembali. Sekali lagi Harper bertanya, “Apakah Anda sudah diselamatkan?” Sekali lagi, jawabannya adalah “Tidak.” Dengan napas sekarat, Harper berteriak, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan diselamatkan.” Dia lalu menyelinap di bawah gelombang untuk terakhir kalinya.
Empat tahun kemudian, pada pertemuan Titanic korban di Ontario, Kanada, orang ini sambil menangis memberikan kesaksiannya dan menceritakan bagaimana John Harper telah membawanya kepada Tuhan.
Dunia kita sekarang ini ibarat Titanic. Cepat atau lambat akan datang kesudahannya, semuanya akan berakhir, semuanya akan tenggelam. Waktunya terbatas. Kesempatan dan hidup itu pergunakanlah sebaik-baiknya. Hidup bukan sekedar untuk bertahan hidup tetapi memiliki misi dan tujuan yang jelas. Seperti John Harper yang tetap berjuang sampai akhir hayatnya, tidak mementingkan diri, berkorban buat orang lain dan menyelamatkan sesamanya.
SUMBER:
https://en.wikipedia.org/wiki/John_Harper_(pastor)
http://inspirroni.blogspot.co.nz/2010/04/untold-titanic-story-john-harper.html#more