KOMUNITAS AMISH USA

SERI 2 KELOMPOK MASYARAKAT KHUSUS

Menolak Dunia Modern Demi Iman: Mengungkap Kehidupan Unik Komunitas Amish di AS

 

A.Mengenal Akar Tradisi: Siapakah Masyarakat Amish?

Seperti halnya Mennonite, masyarakat Amish juga berakar pada gerakan Anabaptis pada abad ke-16 di Eropa. Mereka merupakan keturunan dari kelompok Swiss German Anabaptis yang dipimpin oleh Jakob Ammann pada akhir abad ke-17. Perpecahan dengan kelompok Mennonite terjadi karena perbedaan pandangan mengenai praktik gereja dan disiplin.

Ciri khas utama masyarakat Amish adalah komitmen mereka yang kuat terhadap kehidupan sederhana, penolakan terhadap teknologi modern, pemisahan dari dunia luar, dan penekanan pada komunitas serta keluarga. Mereka dikenal dengan pakaian sederhana, penggunaan kereta kuda sebagai transportasi utama, dan penolakan terhadap listrik dan teknologi modern lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

 

B.Menyeberangi Samudra: Bagaimana dan Mengapa Mereka Tiba di Amerika Serikat?

1.Migrasi kaum Amish ke Amerika Utara terjadi terutama pada abad ke-18 dan ke-19. Mereka mencari kebebasan beragama dan tanah yang subur untuk bertani, jauh dari tekanan dan penganiayaan yang mereka alami di Eropa. Sebagian besar dari mereka menetap di Pennsylvania, Ohio, dan Indiana, meskipun komunitas Amish kini tersebar di berbagai negara bagian di AS dan Kanada.

2.Seperti halnya Mennonite, Amerika Utara menawarkan kebebasan beragama yang lebih besar dan kesempatan untuk membangun komunitas berdasarkan keyakinan mereka sendiri. Tanah yang luas dan subur juga menjadi daya tarik utama bagi masyarakat yang mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian.

 

C.Ritme Kehidupan : Praktik Sehari-hari Komunitas Amish

Kehidupan sehari-hari masyarakat Amish di Amerika Serikat diatur oleh seperangkat aturan tidak tertulis yang disebut “Ordnung,” yang berbeda-beda antara satu komunitas dengan komunitas lainnya. Namun, ada beberapa praktik umum yang menjadi ciri khas kehidupan mereka:

  • 1.Pertanian sebagai Jantung Kehidupan: Pertanian adalah tulang punggung ekonomi dan gaya hidup Amish. Mereka bekerja keras mengolah tanah dengan metode tradisional, menggunakan tenaga hewan dan manusia.
  • 2.Kesederhanaan yang Radikal: Masyarakat Amish secara sadar menolak banyak aspek teknologi modern, termasuk mobil (kecuali dalam keadaan darurat dan seringkali dioperasikan oleh non-Amish), listrik, telepon (di rumah), dan internet. Mereka percaya bahwa teknologi dapat mengganggu ikatan komunitas dan menjauhkan mereka dari Tuhan.
  • 3.Pakaian yang Khas: Pakaian Amish sangat sederhana dan seragam. Pria mengenakan pakaian berwarna gelap tanpa kerah, celana panjang, dan topi jerami atau topi hitam. Wanita mengenakan gaun panjang polos, celemek, dan penutup kepala (kapp).
  • 4.Bahasa dan Pendidikan: Sebagian besar komunitas Amish berbahasa Pennsylvania Dutch (sejenis dialek Jerman) dalam kehidupan sehari-hari dan belajar bahasa Inggris untuk berinteraksi dengan dunia luar. Mereka umumnya memiliki sekolah sendiri yang menekankan pada nilai-nilai Amish, keterampilan dasar, dan bahasa Inggris. Pendidikan formal biasanya berakhir pada kelas delapan.
  • 5.Komunitas yang Erat: Ikatan keluarga dan komunitas sangat kuat dalam masyarakat Amish. Mereka saling membantu dalam berbagai aspek kehidupan, seperti membangun rumah, panen, dan mengatasi kesulitan. Pertemuan sosial dan keagamaan sering diadakan di rumah-rumah anggota komunitas.
  • 6.Pemisahan dari Dunia Sekuler: Masyarakat Amish berusaha untuk menjaga jarak dari pengaruh dunia luar demi mempertahankan nilai-nilai agama dan tradisi mereka. Mereka membatasi interaksi dengan non-Amish dan menghindari partisipasi dalam politik atau kegiatan duniawi lainnya.
  • 7.Peran Agama yang Mutlak: Agama Kristen Anabaptis adalah fondasi dari seluruh kehidupan Amish. Ibadah rutin, pembacaan Alkitab, dan ketaatan pada ajaran gereja menjadi panduan utama dalam setiap aspek kehidupan.

 

D.Menilai dari Perspektif Iman: Etika Kristen dan Eksklusivitas Amish

Sama seperti kasus Mennonite, eksklusivitas masyarakat Amish dapat dianalisis dari sudut pandang etika Kristen:

  • 1.Kasih kepada Sesama: Bagaimana penolakan terhadap interaksi luas dengan dunia luar sesuai dengan perintah untuk mengasihi sesama? Apakah batasan ini menghalangi kesempatan untuk berbagi iman dan melakukan perbuatan baik kepada orang lain di luar komunitas mereka?
  • 2.Menjadi Saksi Kristus: Apakah gaya hidup yang terpisah ini efektif dalam menjadi saksi Kristus bagi dunia? Atau justru isolasi membatasi potensi mereka untuk mempengaruhi orang lain dengan nilai-nilai Kristen?
  • 3.Pemeliharaan Kekudusan dan Identitas: Masyarakat Amish berpendapat bahwa pemisahan dari dunia adalah cara untuk menjaga kekudusan dan identitas iman mereka agar tidak tercemar oleh nilai-nilai sekuler. Mereka berusaha untuk hidup “tidak serupa dengan dunia ini” (Roma 12:2).
  • 4.Kebebasan Beragama dan Otonomi Komunitas: Hak untuk menjalankan keyakinan agama secara bebas adalah prinsip penting. Masyarakat Amish memiliki hak untuk hidup sesuai dengan interpretasi iman mereka dan mengatur komunitas mereka sendiri.
  • 5.Potensi Keterbatasan dan Prasangka: Eksklusivitas juga dapat menyebabkan kurangnya pemahaman dan toleransi terhadap budaya lain, serta berpotensi menimbulkan prasangka dari dan terhadap masyarakat luar. Keterbatasan dalam pendidikan formal juga dapat menjadi kendala bagi sebagian anggota komunitas di masa depan.

Pandangan dari denominasi Kristen lain terhadap praktik eksklusivitas Amish juga beragam. Beberapa mungkin mengagumi dedikasi mereka terhadap kesederhanaan dan nilai-nilai keluarga, sementara yang lain mungkin mempertanyakan tingkat isolasi mereka dari masyarakat luas.

 

E.Bertahan di Tengah Perubahan: Tantangan dan Arah Masa Depan

1.Masyarakat Amish di Amerika Serikat juga menghadapi berbagai tantangan di era modern ini. Tekanan dari dunia luar untuk mengadopsi teknologi dan gaya hidup modern terus meningkat. Meskipun mereka berusaha untuk mempertahankan tradisi, beberapa perubahan kecil mulai terlihat di beberapa komunitas.

2.Pertumbuhan populasi juga menjadi tantangan. Dengan keluarga besar dan tingkat kelahiran yang tinggi, mereka membutuhkan lebih banyak lahan pertanian, yang semakin sulit dan mahal untuk didapatkan. Hal ini mendorong sebagian anggota komunitas untuk mencari pekerjaan di luar pertanian, yang berpotensi membawa lebih banyak interaksi dengan dunia luar.

3.Bagaimana masyarakat Amish akan menavigasi tantangan-tantangan ini sambil mempertahankan identitas dan nilai-nilai mereka di masa depan menjadi pertanyaan penting. Kemampuan mereka untuk beradaptasi secara internal tanpa mengorbankan fondasi iman mereka akan menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan komunitas mereka.

 

Kesimpulan: Sebuah Dunia yang Berbeda di Jantung Amerika

Masyarakat Amish di Amerika Serikat menawarkan gambaran kehidupan yang sangat berbeda dari arus utama masyarakat modern. Eksklusivitas yang mereka praktikkan adalah sebuah pilihan sadar untuk memprioritaskan iman, komunitas, dan kesederhanaan di atas kemewahan dan kemudahan teknologi. Memahami sejarah, praktik kehidupan, dan tantangan yang mereka hadapi memberikan kita perspektif yang unik tentang cara hidup yang alternatif dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu. Meskipun ada perdebatan etika mengenai tingkat pemisahan mereka, keberadaan mereka tetap menjadi bagian menarik dari lanskap budaya dan keagamaan di Amerika Serikat.