KRITIK TERHADAP SOREN KIERKEGAARD

***Ada beberapa teolog dan filsuf kontemporer yang mengkritik konsep “lompatan iman” dari Søren Kierkegaard. Berikut adalah beberapa kritik utama:

  1. Kritik terhadap Subjektivitas: Beberapa teolog berpendapat bahwa penekanan Kierkegaard pada subjektivitas dan pengalaman pribadi dapat mengarah pada relativisme, di mana kebenaran menjadi terlalu tergantung pada perspektif individu1. Mereka berargumen bahwa ini dapat melemahkan dasar objektif dari iman Kristen.
  2. Rasionalitas dan Iman: Beberapa kritikus, seperti Richard Schacht, berpendapat bahwa Kierkegaard terlalu menekankan pemisahan antara rasionalitas dan iman2. Mereka berpendapat bahwa iman tidak harus bertentangan dengan rasionalitas dan bahwa ada cara untuk mendamaikan keduanya tanpa harus membuat “lompatan” yang sepenuhnya irasional.
  3. Bahaya Fanatisme: Ada kekhawatiran bahwa konsep “lompatan iman” dapat digunakan untuk membenarkan tindakan yang tidak rasional atau bahkan berbahaya. Kritikus berpendapat bahwa tanpa dasar rasional, iman dapat menjadi fanatik dan tidak terkendali3.
  4. Kritik dari Perspektif Teologi Modern: Beberapa teolog modern, seperti Paul Tillich, mengkritik Kierkegaard karena terlalu menekankan aspek individu dari iman dan mengabaikan aspek komunitas dan tradisi dalam kehidupan beragama1. Mereka berpendapat bahwa iman juga harus dipahami dalam konteks komunitas iman dan sejarah teologis.
  5. Kritik terhadap Konsep Keputusasaan: Beberapa kritikus berpendapat bahwa konsep keputusasaan Kierkegaard terlalu pesimistis dan tidak memberikan cukup ruang untuk harapan dan pemulihan melalui komunitas dan tindakan sosial1.

***Meskipun demikian, banyak juga yang menghargai kontribusi Kierkegaard dalam menekankan pentingnya pengalaman pribadi dan komitmen dalam iman.

1: Kierkegaard’s Concept of the Leap of Faith – PHILO-notes 2: Kierkegaard on ‘Truth Is Subjectivity’ and ‘The Leap of Faith’ – JSTOR 3: Going beyond Faith: Kierkegaard’s Leap into Ultimate Reality