MEMPERKENALKAN PENDETA AGUS SUTIKNO
http://www.jpnn.com/news/agus-sutikno-pendeta-bertato-pendamping-orang-orang-pinggiran
1.PENDETA Agus Sutikno mungkin tergolong pemuka agama yang langka. Tubuhnya penuh tato, dandanannya sangar, dan wilayah pelayanan doanya adalah tempat-tempat yang tidak lazim. Dia biasa blusukan ke kompleks lokalisasi atau tempat-tempat mangkal waria.
2.Setiap kehadiran Pendeta Agus Tato memang selalu menarik perhatian anak-anak. Karena itu, tidak heran bila kehadiran Agus selalu disambut anak-anak yang langsung mengeremuninya. Ada saja tingkah anak-anak minta perhatian sang pendeta. Mereka terlihat manja begitu bertemu idolanya.
Bocah-bocah lugu tersebut tidak lain adalah anak para pekerja seks komersial (PSK) yang tinggal di gubuk-gubuk pinggiran Kanal Banjir Timur Semarang. ’’Yang tinggal di sini rata-rata PSK. Ini anak-anaknya,’’ kata Agus sambil mengelus kepala seorang bocah.
3.Tepat di seberang jalan dari tempat Agus berdiri, dua waria tua duduk di depan gubuk kumuh mereka. Keduanya berpakaian seadanya dengan bentuk wajah yang ’’bengkak’’ karena suntikan silikon. Tangan salah seorang waria itu mulai tremor.
Pemandangan mengiris hati itu jadi sarapan sehari-hari Pendeta Agus Tato. ’’Ini garapan saya. Merekalah ladang tempat saya melayani,’’ kata pendeta Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) tersebut.
4.Sejak 11 tahun lalu, seluruh hidup Agus tercurah di kawasan merah itu. Dia punya ’’tempat tinggal’’ kedua di lokalisasi liar tersebut. Memang, di tempat itu, tidak banyak jemaat gereja atau masyarakat umum yang mau membaur. Mereka khawatir dengan tingkat kriminalitas di tempat tersebut. Apalagi ancaman persebaran virus HIV/AIDS. Sebagian takut tertular penyakit kelamin, sedangkan kelompok lainnya jijik dan bernyali ciut menghadapi mereka. Tapi, berbeda dengan Agus. Pendeta berusia 39 tahun itu justru menilai kawasan tersebut merupakan lahan garapannya yang utama.
5.Dibesarkan oleh orang tua yang keras membentuk karakter dan watak Agus yang keras pula. Tontonan live show tindak kekerasan sang ayah itu menyemai dendam dan kepahitan dalam diri Agus.
Sejak itu, Agus tumbuh menjadi anak yang suka melawan orang tua. Hidupnya hanya bermabuk-mabukan dan menjadi penguasa jalanan. Namun, seiring perjalanan waktu, hati Agus melunak. Timbul kesadaran dalam hatinya untuk berdamai dengan Tuhan. Karena itu, dia pun bertobat.
Hanya, lantaran chasing fisiknya telanjur seperti preman, ketika Agus memutuskan untuk menjadi pelayan doa, kesannya jadi pendeta yang sangar.
6.’’Tuhan Yesus kan sudah mengasihi saya. Kenapa dengan orang pinggiran kita jadi jaga jarak?’’ tegas lelaki yang pernah terlibat dalam kejahatan narkoba dan segala jenis kekerasan jalanan itu.
Sejak kedatangannya pada 2005 di kawasan tepian Kanal Banjir Timur Semarang, satu per satu warga tersentuh oleh sikap dan pengajaran Agus akan kebaikan Kristus. Tidak bermaksud mengkristenkan warga. Bahkan, Agus tidak peduli apakah warga yang dibina beragama Kristen atau beragama lain.
7. Matius 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan y yang telah disediakan bagimu sejak dunia z dijadikan.25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; a 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; b ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; c ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. d
Pendeta Agus Sutikno berwajah sangar