MENDAMPINGI PURNAWIRAN: KONSELING

MENDAMPINGI PURNAWIRAWAN: STUDI KASUS DALAM KONESLING

# Catatan Harian Konseling Pastoral
### Konselor: Pdt. Wahid
### Konseli: Bp. Surya (65 tahun)
### Status: Purnawiran TNI, 6 bulan masa pensiun

Presentasi Masalah
Hari ini saya bertemu dengan Bapak Surya (58), seorang purnawiran TNI yang baru 6 bulan pensiun. Beliau datang dengan wajah murung dan bahasa tubuh yang menunjukkan kelesuan mendalam.

## Keluhan Utama
“Pak Pendeta, saya merasa tidak berguna lagi. Dulu saya adalah komandan, dihormati banyak orang. Sekarang? Hanya duduk di rumah, tidak ada yang membutuhkan saya lagi,” ungkapnya dengan suara bergetar.

## Pendekatan Konseling
Saya mendengarkan dengan seksama dan memberikan ruang bagi Pak Surya untuk mengungkapkan perasaannya. Setelah ia selesai berbicara, saya mulai membagikan perspektif teologis Kristen tentang nilai diri:

## Intervensi Teologis: Konsep Nilai Diri
“Pak Surya, dalam iman Kristen, nilai diri kita tidak pernah bergantung pada jabatan atau pencapaian duniawi. Alkitab mengajarkan bahwa kita berharga karena kita adalah ciptaan Allah yang dibuat menurut gambar dan rupa-Nya (Kejadian 1:27). Pensiun tidak mengubah identitas fundamental ini.”
Pak Surya terdiam sejenak, tampak mencerna kata-kata saya.

## Pendalaman Teologis: Penebusan dan Nilai Diri
“Lebih dari itu,” saya melanjutkan, “Kristus telah menebus kita dengan harga yang mahal – nyawa-Nya sendiri. Ini menunjukkan betapa berharganya kita di mata Tuhan, terlepas dari status atau peran kita di masyarakat.”

Eksplorasi Konsep Self-Respect
Saya kemudian mengajak Pak Surya merefleksikan tentang self-respect dari sudut pandang iman:
“Self-respect dalam pengertian Kristen berarti menghormati diri sebagai bait Roh Kudus dan ciptaan yang dikasihi Allah. Ini bukan tentang pencapaian atau pengakuan dari orang lain, tapi tentang mengenali dan menghargai identitas kita sebagai anak-anak Allah.”

## Dialog Lanjutan
Mata Pak Surya mulai berkaca-kaca. “Tapi saya merasa kosong, Pak Pendeta. Apa yang bisa saya lakukan sekarang?”

## Solusi Pastoral
“Tuhan selalu punya rencana untuk kita, Pak. Masa pensiun ini bukan akhir, tapi babak baru. Dengan pengalaman dan kebijaksanaan Bapak, masih banyak cara untuk melayani Tuhan dan sesama. Mungkin melalui pelayanan gereja, mentoring generasi muda, atau berbagi pengalaman hidup dengan mereka yang membutuhkan.”

## Penutup Sesi
Di akhir sesi, kami berdoa bersama. Saya melihat perubahan pada raut wajah Pak Surya – ada secercah harapan yang mulai terpancar.

## Ringkasan Poin Konseling
1. Menegaskan identitas sebagai ciptaan Allah yang berharga
2. Mengingatkan tentang penebusan Kristus sebagai bukti nilai diri
3. Menjelaskan konsep self-respect berdasarkan status sebagai anak Allah
4. Membuka perspektif tentang pelayanan dan peran baru dalam masa pensiun

## Rencana Tindak Lanjut
Mengajak Pak Surya untuk bergabung dalam kelompok pendoa dan pelayanan senior di gereja.

Catatan Tambahan
Perlu pemantauan dalam 2-3 minggu ke depan untuk memastikan adaptasi konseli dengan perspektif baru tentang nilai dirinya.

# DISCLAIMER KARYA TULIS
Seluruh catatan harian Pdt Wahid berisi nama , karakter dan peristiwa adalah bersifat fiktif . Tidak merujuk pada individu tertentu. – Dibuat untuk tujuan ilustrasi konseling pastoral berbasis teologi. – Mengeksplorasi dinamika pastoral dalam berbagai situasi kehidupan. Memberikan perspektif teoritis tentang bimbingan