PENDAHULUAN
Dalam era informasi ini, banyak ajaran spiritual bermunculan dengan menggunakan istilah-istilah Kristen dan mengutip ayat-ayat Alkitab. Salah satu konsep yang sering disalahartikan adalah “Pikiran Kristus” atau “The Mind of Christ”. Mari kita teliti bersama apa sebenarnya ajaran Alkitab yang murni tentang hal ini.
I.Ketika Alkitab Digunakan untuk Ajaran New Age
1.Gerakan New Age dan New Thought sering menggunakan istilah “Christ Consciousness” atau “Kesadaran Kristus” dengan cara yang terdengar rohani dan alkitabiah. Mereka mengutip ayat seperti 1 Korintus 2:16: “Karena siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia? Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.”
Namun, cara mereka menafsirkan ayat ini sangat berbeda dari maksud aslinya:
2.Penafsiran New Age:
- “Pikiran Kristus” berarti kesadaran ilahi yang sudah ada dalam setiap manusia
- Setiap orang memiliki “energi kristus” di dalam diri yang perlu “dibangunkan”
- Kristus dipandang sebagai simbol universal pencerahan, bukan pribadi historis
- Keselamatan diperoleh melalui “self-realization” atau pencerahan diri
- Tidak perlu pertobatan karena manusia sudah “ilahi” secara alami
Ajaran ini terdengar menarik karena membuat manusia merasa “special” dan tidak perlu mengakui dosa atau keterbatasan. Sayangnya, ini bertentangan total dengan ajaran Alkitab yang sesungguhnya.
II.Ajaran Kristen Ortodoks tentang Pikiran Kristus
Menurut teologi Kristen yang alkitabiah, “Pikiran Kristus” memiliki makna yang jauh berbeda:
- Hasil dari Kelahiran Baru Pikiran Kristus bukan sesuatu yang sudah kita miliki secara alami, tetapi anugerah yang diberikan ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (2 Korintus 5:17). Ini adalah hasil transformasi supernatural oleh Roh Kudus.
- Karakter dan Sikap Kristus Filipi 2:5-8 menjelaskan pikiran Kristus sebagai sikap kerendahan hati, ketaatan kepada Bapa, dan kasih yang berkorban. Bukan tentang “consciousness” atau kesadaran metafisik, tetapi tentang karakter moral dan spiritual.
- Hikmat dari Roh Kudus 1 Korintus 2:10-16 menunjukkan bahwa pikiran Kristus adalah hikmat rohani yang diberikan Roh Kudus untuk memahami kebenaran Allah, bukan pencerahan diri melalui meditasi atau praktik mistik.
- Proses Transformasi Berkelanjutan Roma 12:2 mengajarkan bahwa kita harus “diubahkan oleh pembaruan budi”. Ini proses seumur hidup, bukan pencerahan sesaat.
Peringatan untuk Umat Kristen: Berfikir Kritis
Rasul Yohanes mengingatkan: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya kepada setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah” (1 Yohanes 4:1).
III.Cara menguji ajaran yang menggunakan Alkitab:
- Periksa Konteks Ayat: Jangan terima penafsiran yang mengisolasi ayat dari konteks keseluruhan Alkitab
- Bandingkan dengan Doktrin Inti: Setiap ajaran harus sejalan dengan keselamatan hanya melalui Yesus, otoritas Alkitab, dan perlunya pertobatan
- Waspadai Sinkretisme: Hati-hati dengan ajaran yang mencampur Kristen dengan filosofi Timur, psikologi humanistik, atau spiritualitas universal
- Konsultasi dengan Pemimpin Rohani: Diskusikan dengan gembala atau pemimpin gereja yang dewasa dalam iman
Ingat, Iblis juga bisa mengutip Alkitab (Matius 4:6), tetapi dengan maksud menyesatkan.
IV.Aplikasi Praktis: Memiliki Pikiran Kristus dalam Kehidupan Sehari-hari
Bagaimana kita bisa benar-benar memiliki pikiran Kristus?
- Membaca dan Merenungkan Firman Allah Mazmur 119:11 – “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Pikiran kita diperbaharui melalui Firman Tuhan yang teratur.
- Doa dan Persekutuan dengan Tuhan Luangkan waktu hening dengan Tuhan setiap hari. Bukan untuk “meditasi kosong” tetapi untuk berkomunikasi dengan Bapa melalui Yesus.
- Praktikkan Kerendahan Hati Seperti Kristus yang “merendahkan diri-Nya” (Filipi 2:8), kita belajar mengutamakan kepentingan orang lain di atas diri sendiri.
- Hidup dalam Persekutuan Gereja Roma 12:4-5 mengajarkan kita bagian dari tubuh Kristus. Pikiran Kristus berkembang dalam komunitas iman yang sehat.
- Pelayanan kepada Sesama Yesus datang “untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya” (Markus 10:45). Pikiran Kristus nyata dalam tindakan kasih dan pelayanan.
Kesimpulan
Pikiran Kristus bukanlah “consciousness”(Kesadaran) mistik yang kita capai melalui teknik spiritual tertentu, tetapi anugerah Allah yang mengubah hati dan pikiran kita untuk semakin serupa dengan Kristus. Waspadalah terhadap ajaran yang terdengar “rohani” tetapi menyimpang dari kebenaran Alkitab.
Mari kita bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus yang sejati, bukan versi yang sudah diubah oleh filosofi dunia. Karena hanya dalam Kristus yang sesungguhnya, kita menemukan transformasi hidup yang autentik dan kekal.