SIKAP MENGHADAPI PENDERITAAN
YAKOBUS 5:7-11
Karena setiap orang kristen pasti mengalami penderitaan, maka adalah sesuatu yang penting bagi kita untuk belajar tentang sikap yang benar dalam mengalami penderitaan.
1.SABAR (ay 7,8,10).
1.1.Sabar berarti tidak membalas dendam / tidak marah. Ingat bahwa penderitaan mereka disebabkan oleh penindasan orang-orang kaya (Yak 5:4,6). Jadi, bisa saja mereka menja¬di marah dan ingin membalas dendam. Tetapi Yakobus mengata¬kan mereka harus sabar.
1.2. Sabar juga berarti tidak iri hati melihat nasib orang lain yang tidak mengalami penderitaan seperti kita.
1.3.Sabar juga berarti bahwa kita tunduk / berserah sepenuhnya pada kehendak Allah, dan tidak memberontak / marah kepada Allah, pada waktu kita mengalami penderitaan.
2.MENEGUHKAN HATI (ay 8).
Kata kata lain untuk meneguhkan hati = kuatkanlah hatimu; berdirilah teguh. Dalam Kel 17:12, kata-kata ‘tidak bergerak’ (yang menunjuk pada tangan Musa yang ditopang oleh Harun dan Hur), diterje¬mahkan ke bahasa Yunani (LXX / Septuaginta) menggunakan kata Yunani yang sama dengan yang diterjemahkan ‘meneguhkan’ dalam Yak 5:8 ini.
Jadi, dalam menghadapi penderitaan, iman maupun perasaan terhadap Tuhan tidak boleh naik turun / berubah-ubah.
3.JANGAN BERSUNGUT SUNGUT (ay 9).
3.1.Tidak boleh saling menyalahkan. Kalau satu keluarga mengalami penderitaan, maka seringkali mereka saling menyalahkan satu sama lain, sehingga justru memperberat penderitaan, dan memperkecil kekuatan mereka dalam menghadapi penderitaan.
3.2.Tidak boleh bersungut-sungut kepada orang kristen yang lain dan menga¬takan bahwa Allah tidak adil / kasih. Ingat bahwa kita memang boleh untuk sharing tentang penderitaan yang kita alami, tetapi tidak boleh dengan nada menyalahkan Allah / mengecam Allah!
3.3.Bersungut-sungut kepada Tuhan dan meminta Tuhan membalaskan dendamnya. Kita boleh saja menceritakan kepada Tuhan tentang segala penderitaan kita dan bahkan tentang orang-orang yang mem¬buat kita menderita, tetapi jangan dengan hati yang menginginkan balas dendam!
3.4.Bersungut-sungut bukanlah dosa yang bisa diabaikan / diremeh¬kan. Tuhan tidak senang melihat kita bersungut-sungut, karena bersungut-sungut menunjukkan: tidak / kurang percaya; tidak puas / iri hati. Ingat akan akibatnya : ay 9 yang berkata: ‘supaya kamu jangan dihu¬kum’ (Bdk. Bil 11:1 Bil 14:1-4 Bil 21:4-9).
4.BERTEKUN (ay 11).
Banyak orang seperti ‘tanah berbatu’ (Mat 13:5,6,20,21). Pada waktu mengalami penderitaan, mereka murtad. Yakobus menyuruh bertekun, artinya tidak putus asa, tetapi sebaliknya terus ikut Tuhan sekalipun mengalami penderitaan. Aplikasi : Apakah saudara tetap bertekun dalam saat teduh, doa, pergi ke kebaktian, pergi ke Pemahaman Alkitab, melayani Tuhan, memberitakan Injil dsb, pada waktu saudara mengalami penderitaan?
5. ILUSTRASI PETANI (ay 7).
Yakobus menggunakan illustrasi petani ini untuk menekankan kesabaran. Petani sabar untuk menunggu panen. Kita mengha¬rapkan sesuatu yang jauh lebih besar dari panen, yaitu upah di surga. Jadi, seharusnya kita harus lebih sabar lagi dibandingkan dengan para petani itu.
6.KEDATANGAN TUHAN (ay 7).
6.1.Kedatangan Tuhan adalah akhir dari segala sesuatu yang rasanya tidak adil, atau akhir dari segala penderitaan / penindasan. Dengan mengingat hal ini, orang yang menderita bisa terhibur dan dikuatkan.
6.2.Kedatangan Tuhan sudah dekat (ay 8 bdk. 2Pet 3:3-4,8-10).
6.3.Kedatangan Tuhan yang menghakimi . Ingat bahwa kata-kata ‘Hakim telah berdiri di ambang pintu’ (ay 9b) ini, tidak ditujukan kepada orang kristen yang bersungut-sungut, seakan-akan Hakim itu akan menghukum mereka. Seba¬liknya, kata-kata ini ditujukan untuk menghibur mereka yang tertindas / dihakimi.
7.NABI NABI (ay 10).
Ini adalah orang-orang percaya, bahkan orang-orang yang melayani Tuhan, tetapi mereka menderita. Jadi, kalau kita mengikut Tuhan, lalu kita mengalami penderitaan, itu adalah sesuatu yang lumrah. Yakobus tidak ingin kita sama seperti nabi hanya dalam hal menderita, tetapi juga dalam hal kesabaran (ay 10). Semua nabi adalah orang biasa (Yak 5:17), tetapi mereka bisa sabar, mengapa kita tidak? Demikian juga kita bisa belajar dari Ayub dalam menghadapi penderitaan. Ketekunan Ayub bisa terlihat dari Ayub 1:20-21 dan Ayub 2:10. Memang Ayub tidak sempurna (bdk. Ayub 3:1-dst), tetapi bagaimanapun ia pantas dijadikan teladan.
http://www.golgothaministry.org/yakobus/yakobus_15.htm