Stephen Hawking: Meskipun lebih dikenal sebagai fisikawan teoretis, Hawking juga banyak berkontribusi pada kosmologi. Kosmologi dapat dijelaskan sebagai ilmu yang mempelajari tentang asal usul atau pembentukan alam (dunia).Dalam bukunya “The Grand Design,” ia menyatakan bahwa alam semesta dapat menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan, tanpa perlu adanya Tuhan1.
Beberapa teolog yang telah menanggapi argumen Stephen Hawking dalam bukunya “The Grand Design” meliputi:
- John Lennox: Seorang matematikawan dan filsuf sains yang secara aktif mengkritik pandangan Hawking. Dalam bukunya “God and Stephen Hawking: Whose Design Is It Anyway?” Lennox berargumen bahwa klaim Hawking tentang alam semesta yang dapat menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan tidak cukup kuat dan bahwa keberadaan hukum-hukum fisika itu sendiri memerlukan penjelasan yang lebih mendalam1.
- Alister McGrath: Seorang teolog dan ilmuwan yang juga menanggapi pandangan Hawking. McGrath menekankan bahwa sains dan agama tidak harus saling bertentangan dan bahwa pandangan Hawking tentang Tuhan sebagai sesuatu yang tidak diperlukan oleh sains adalah penyederhanaan yang berlebihan1.
- William Lane Craig: Seorang filsuf dan apologet Kristen yang sering berdebat tentang keberadaan Tuhan. Craig menggunakan argumen filosofis dan ilmiah untuk menentang pandangan ateistik Hawking, termasuk dalam konteks penciptaan alam semesta1.
Para teolog ini menggunakan berbagai pendekatan untuk menanggapi argumen Hawking, termasuk argumen filosofis, ilmiah, dan teologis, untuk menunjukkan bahwa iman dan sains dapat hidup berdampingan secara harmonis.