TIDAK ADA TUHAN

FILSAFAT AGAMA

Argumentasi Tidak-Adanya Tuhan

https://mudanews.com/regional/2017/03/29/argumen-argumen-ilmiah-tentang-tuhan

Argumentasi Tidak-Adanya Tuhan (ateistik) berlandaskan pada filsafat naturalisme dan materialisme. Kaum naturalisme berpendapat bahwa alam ini ada dengan sendirinya (self generating) dan berjalan secara mandiri (self operating) dan maka dari itu Tuhan tidak dibutuhkan, dan Tuhan itu tidak ada. Kelompok ini diwakili oleh ilmuwan-ilmuwan naturalis seperti Pierre Simon de Laplace, seorang astronom Prancis dan Charles Darwin seorang ahli biologi Inggris yang terkenal dengan teori evolusinya. (ibid., hlm: 35)
Dalam pandangan Laplace, Tuhan itu adalah hipotesis (dugaan sementara) yang tidak dibutuhkan. Dia berpendapat, fenomena alam yang rumit dan harmonis ini, dapat dibahas dan dituntaskan dengan jelas dengan melalui hukum mekanika, tidak perlu memasukkan peran Tuhan atas segala peristiwa yang terjadi di alam semesta ini. Awal semesta ini ada karena adanya ledakan yang besar, yang dikanel dengan teori Big Bang, hal demikian dijelaskannya dalam bukunya yang berjudul Exposition du Systeme du mundo (versi Prancis) atau Calestial Mechanis (versi Inggris). Sedangkan, Charles Darwin menyingkan Tuhan dengan teori evolusinya.
Bagi kaum materialis, percaya bahwa yang fundamental dan prinsipil adalah yang fisik (material). Kaum ini tidak percaya adanya non-fisik dan menolak realitas-metafisis. Meraka menolak konsep seperti Malaikat dan Tuhan. Tokoh-tokoh yang tergabung dalam kelompok ini adalah Karl Marx, Sigmund Freud, Emile Durkheim, dan tokoh-tokoh lain yang mendeklarsikan kebebasan dari Tuhan, seperti Ludwing Feuerbach, Friedrich Nietzsche dan yang lainnya.
Selain argumentasi dari kaum naturalisme dan materialisme, kaum positivisme yang dicetuskan oleh Agust Comte secara perlahan namun pasti telah menyingkirkan Tuhan dari kehidupan dunia ini. Aliran ini, berpendapat bahwa kamajuan ilmu pengetahuan menentukan segalanya dan tidak ada peran dari Tuhan.
Penutup
Sebagai penutup, saya mengutip kembali dari tulisan Akmal, yang mengatakan, penganut ateistik hingga saat ini terus bertanya, jika yang menciptakan alam semesta ini adalah Tuhan, apakah itu sudah pasti? Dan siapakah di antara manusia yang pernah melihatnya? Lalu kaum theistik balik bertanya kepada ateistik, jika bukan Tuhan lalu siapa? Ateisktik menjawab, tercipta dengan sendrinya. Pengikut teistik kembali menggugat ateistik, siapa yang meyaksikan bahwa alam tercipta dengan sendirinya?
Akhirnya baik argumen teistik dan ateistik sama-sama tidak dapat membuktikan dan meyakinkan karena keduanya tidak dapat diverifikasi. Mungkin ini yang menjadikan Russel bergumam, lebih baik diam sajalah !!
Terlepas dari apa yang dikatakan Russel sebagai sebuah keputusan orang tidak beragama, argumen teistik cukup membantu kita untuk memahami keberadaan Tuhan kendati sangat spekulatif. Bagaimanapun akal sehat kita tetap akan lebih mudah menerimanya ketimbang argumen yang menyatakan Tuhan itu tidak ada. Dengan demikian pencarian Tuhan tetap bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan Sejarah, Filsafat, sosiologi, metafisika dan cara-cara yang lain.