SHEMA YISRAEL

TUHAN ITU ESA

https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=ula&chapter=6&verse=4

Ul 6:4 2 Dengarlah, hai orang Israel 1 : TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa 2

“Shema Yisrael, YHWH Eloheinu, YHWH Ekhad.

 

Ayat ini — bersama dengan ayat Ul 6:5-9; 11:13-21Bil 15:37-41 — mengajarkan monoteisme; doktrin ini menegaskan bahwa Allah adalah Allah yang esa dan benar, bukan sekelompok dewa, yang berbeda-beda, dan mahakuasa di antara semua dewa dan roh di dunia ini (Kel 15:11). Allah ini harus dijadikan satu-satunya sasaran kasih dan ketaatan Israel (ayat Ul 6:4-5). Aspek “keesaan” ini merupakan dasar dari larangan untuk menyembah dewa lainnya (Kel 20:3).

 

Ayat ini tidak bertentangan dengan penyataan Allah tritunggal dalam PB yang sekalipun satu hakikat, dimanifestasikan sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus

(lihat cat. –> Mat 3:17, dan

lihat cat. –> Mr 1:11

[atau ref. Mat 3:17Mr 1:11]

untuk ulasan tentang tabiat tritunggal Allah).

 

ESA  DAN TRITUNGGAL ?

http://gratisanakbia.blogspot.com/2012/05/pemahaman-tentang-shema-sebagai.html

https://www.academia.edu/11198674/PEMAHAMAN_TENTANG_SHEMA_SEBAGAI_LANDASAN_PENDIDIKAN_KETUHANAN_DAN_MORAL_KRISTIANI

。Namun bagaimana pengakuan yang terkandung dalam Shema bahwa Tuhan itu Esa   dikorelasikan dengan iman Kristen yang berpusatkan pada pribadi, kehidupan dan ajaran Yesus Sang Mesias (Yahshua ha Mashiah)? Bagaimana konsep keesaan dikorelasikan dengan konsep ketritunggalan? Bagaimana keilahian Yesus dikorelasikan dengan pengakuan bahwa YHWH adalah Tuhan?

。Iman Kristen merumuskan konsep Ketuhanan dengan sebutan Tritunggal atau Trinitas. Rumusan dan istilah ini merupakan pengungkapan para Bapa Gereja saat mereka harus mempertanggungjawabkan keimanan mereka terhadap para filsuf kafir yang menentang kekristenan.

Abad 2 Ms merupakan perpindahan titik berat pola berteologia, dari teologia Palestina yang kontemplatif, menjadi Teologia Hellenis yang rasionalistik dan metafisik[3] Akibatnya, dibutuhkan suatu penjelasan yang rasional kepada kaum pagan Yunani, mengenai realitas Tuhan. Bernhard Lohse memberikan komentar, “Karena itu, sedikitpun tidak mengherankan bahwa gereja terkadang meraba-raba dalam upayanya memformulasikan imannya secara intelrktual dan konseptual kepada (Tuhan) Bapa, (Yesus Sang Mesias) dan Roh Kudus”[4]. Sejumlah teolog dan Bapa Gereja (Church Fathers) yang telah lebih dahulu menggumuli persoalan relasi ontologis antara Bapa, Putra dan Roh Kudus, adalah Yustinus martyr, Theophilus dari Anthiokhia, Adamatinus , Origenes, Arius, Athanisius, Agustinus serta Tertulianus.

。Dari sekian teolog yang merumuskan formula relasi Ontologis antara Bapa, Putra dan Roh Kudus, adalah tertulianus. Beliau merumuskan dalam bentuk ungkapan Yunani, “Mono Ousia Tress Hypostasis” atau dalam ungkapan Latin, “Una Substantiae Tress Persona”, yang jika diterjemahkan adalah, “Satu Keberadaan Tiga pribadi.