YESUS TABERNAKEL 1


“YESUS SEBAGAI PENGGENAP TEMPAT IBADAH”

TEMPAT IBADAH BANGSA ISRAEL
MASA MUSA
1.Pada masa Musa terjadi perkembangan signifikan dalam konsep tempat ibadah bangsa Israel. Meski pada awalnya bentuk ibadah masih meneruskan pola ibadah pra-Mosaik (band. Keluaran 17:15; 18:12), pada zaman Musa terjadi dua perkembangan besar dalam konsep tempat ibadah bangsa Israel.

2.Perkembangan besar pertama ialah dimulainya model tempat ibadah yang semi-permanen. Bila pada masa pra-mosaik, tempat ibadah kebanyakan bersifat temporer, mayoritas membangun di tempat tertentu, dan setelah itu ditinggalkan, maka kini tempat ibadah umat Allah bersifat sedikit lebih permanen. Wujud perkembangan ini ialah dibangunnya Kemah Suci sebagai lokasi ibadah utama mereka.

3.Tujuan pembangunan ini sendiri tercatat jelas dalam Keluaran 25:8, yakni ― supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.‖ Dengan kata lain, Tabernakel sebagai tempat ibadah umat Allah yang semi-permanen, di saat yang sama juga menjadi lambang kehadiran Yahweh di tengahtengah bangsa Israel. Bukan hanya soal aspek semi-permanen, perkembangan besar ini juga mencakup sentralitas tempat ibadah tersebut.

4.Bila di masa pramosaik, umat Allah bebas beribadah dan mempersembahkan korban di mana saja, maka pada masa Musa muncul batasan agar mereka beribadah di satu tempat saja. Dekrit ini jelas diungkapkan Musa dalam Ulangan 12. Di sana, Musa mulai dengan mengingatkan bangsa Israel agar kelak ketika mereka memasuki tanah perjanjian, mereka harus memusnahkan semua mezbah dan tugu berhala serta tiang-tiang maupun patung-patung berhala penduduk setempat (ayat 3). Penggunaan bentuk piel dalam ayat ini nampaknya mengindikasikan bahwa umat Israel harus benar-benar menghilangkan segala bentuk penyembahan berhala tersebut.

5.Setelah larangan itu, Musa dua kali menegaskan agar bangsa Israel beribadah hanya di tempat yang Tuhan pilih untuk menegakkan namaNya (ayat 5-7; 10-11). Pengulangan ini nampaknya menunjukkan betapa pentingnya perintah ini untuk ditaati bangsa Israel. Tujuan perintah ini makin diperjelas di ayat 13-14, yakni supaya bangsa Israel tidak mempersembahkan korban di sembarang tempat yang mereka lihat melainkan hanya di tempat yang Tuhan pilih.10 Meskipun ada sedikit perkecualian di ayat 21, namun secara umum aturan ini menjadi perintah mendasar bagi seluruh bangsa Israel. Singkatnya, perkembangan besar kedua yang muncul dalam konsep tempat ibadah bangsa Israel ialah sentralisasi tempat ibadah, atau adanya satu tempat ibadah saja bagi bangsa Israel. Kedua aspek ini terus bertahan hingga nanti pada masa Daud terjadi penegasan.

bersambung ……