Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Skeptisisme adalah sikap mempertanyakan atau mencurigai segala sesuatu karena adanya keyakinan bahwa segala sesuatu bersifat tidak pasti.[1] Para penganutnya menyakini adanya pengetahuan yang diduga sebagai keyakinan atau dogma belaka. Kata skeptisisme berasal dari kata skeptis yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kurang percaya atau ragu-ragu terhadap kebenaran ajaran dan sebagainya. Secara etimologis, skeptisisme berasal dari bahasa Yunani σκέπτομαι (skeptomai) yang berarti ‘untuk melihat sekitar’ atau ‘untuk mempertimbangkan’.[2]
Kata skeptis tidak harus dipahami sebagai sikap negatif yang langsung meragukan sesuatu dan tidak memercayai keberadaan.[3] Sebab pada pelaksanaannya, skeptisisme mempertanyakan sesuatu dengan cara menyampaikan argumen yang terstruktur untuk menimbulkan keraguan agar mendapatkan penjelasan yang akurat dan memadai.[2] Secara formal, skeptisisme merupakan topik yang menarik dalam filsafat, khususnya epistemologi. Sedangkan secara informal, skeptisisme dapat diterapkan pada topik apa pun, seperti politik, agama, atau pseudosains. Ini sering diterapkan dalam ranah yang terbatas, seperti moralitas (skeptisisme moral), teisme (skeptisisme tentang keberadaan Tuhan), atau supernatural. Tom Friedman dari New York Times mengatakan bahwa skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu. Seorang yang skeptis akan berkata: “Saya kira itu tidak benar. Saya akan mengeceknya.”[4].——————================———-