1.Nubuat Yesus dalam Injil, khususnya dalam Matius 24:7, menyebutkan bahwa “bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan.” Ayat ini sering ditafsirkan sebagai gambaran konflik yang meluas di dunia sebagai bagian dari tanda akhir zaman. Jika dihubungkan dengan analisis Graham Allison dalam *Destined for War*, ada paralel menarik tentang pola konflik antarkekuatan besar yang berulang sepanjang sejarah.
2.Allison berargumen bahwa kebangkitan suatu kekuatan baru sering kali memicu ketegangan dan, dalam banyak kasus, perang dengan kekuatan mapan. Dalam sejarah, ini terbukti pada banyak perang besar, seperti Perang Peloponnesos antara Athena dan Sparta, atau Perang Dunia I yang dipicu oleh kebangkitan Jerman sebagai kekuatan besar. Dari 16 kasus sejarah yang dianalisis Allison, 12 berujung pada perang, menandakan betapa seringnya ketegangan ini memuncak menjadi konflik besar.
3.Berdasarkan nubuat Yesus, “bangsa bangkit melawan bangsa” bisa dilihat sebagai konsekuensi alami dari sifat manusia dan dinamika geopolitik, di mana ketegangan antara kekuatan sering kali tak terhindarkan. Dengan melihat kebangkitan kekuatan besar seperti Tiongkok saat ini, pola sejarah dan nubuat tersebut tampaknya tetap relevan. Seperti yang dijelaskan Allison, Amerika Serikat sebagai kekuatan mapan cenderung merasa terancam oleh Tiongkok sebagai kekuatan baru yang sedang bangkit, menciptakan risiko konflik global yang besar.
4.Namun, nubuat Yesus juga tidak hanya tentang konflik, tetapi juga mengingatkan umat manusia untuk berjaga-jaga dan tetap waspada. Dalam konteks modern, ini bisa diterjemahkan sebagai perlunya upaya diplomasi, kerja sama internasional, dan kebijakan yang bijaksana untuk menghindari konflik destruktif seperti yang telah terjadi di masa lalu. Sejarah menunjukkan bahwa perang tidak selalu tak terhindarkan, sebagaimana empat dari 16 kasus yang dianalisis Allison mampu menghindari perang melalui diplomasi, kompromi, atau faktor lainnya.
5.Tinjauan ini menunjukkan bahwa masa depan konflik dunia kemungkinan masih akan dipengaruhi oleh pola sejarah lama seperti yang ditunjukkan Allison, sekaligus mengonfirmasi kebijaksanaan nubuat Yesus tentang ketegangan yang terus ada di antara bangsa-bangsa. Namun, sejarah juga mengajarkan bahwa ada jalan menuju perdamaian jika pemimpin global mampu belajar dari kesalahan masa lalu dan memilih diplomasi daripada konfrontasi.
6.Prediksi ini tidak hanya menyoroti risiko konflik tetapi juga peluang untuk menciptakan jalur baru yang damai di tengah dunia yang semakin terhubung secara global.