3.3.4 Providensi Allah Dalam Pengkhotbah

Latar belakang kitab Pengkhotbah adalah kemakmuran dan kekuasaan kehidupan Salomo sendiri. Kitab ini menggambarkan kehampaan “harta di bumi,” agar mendorong manusia untuk “mengumpulkan harta di sorga” dan memikirkan perkara yang di atas.[42] Karena itu untuk menganalisa providensi Allah atas orang miskin dalam kitab Pengkhotbah, patut diperhatikan konteks dari penulisannya, sehingga dapat diperoleh makna teologis yang lebih tepat.

Adapun beberapa bagian yang berbicara tentang orang miskin adalah “Pengkhotbah 4:13; 5:8; 6:8; dan 9:15,16”[43] tennasuk di dalamnnya. Tetapi Pengkhotbah 5:8 dan 9:16 cukup mewakili gambaran providensi Allah atas orang miskin, demikian:

Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka. (Pkh 5:8 TB LAI).

Kataku: “Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang. (Pkh 9:16 TB LAI).

SUMBER: Providensi Allah Atas Orang Miskin Dalam Perjanjian Lama

Providensi Allah Atas Orang Miskin Dalam Perjanjian Lama