https://id.wikipedia.org/wiki/Glossolalia
Glossolalia di tradisi Kristen
Glossolalia atau “bahasa roh” dalam tradisi Kristen dianggap sebagai salah satu karunia Roh Kudus, di mana seseorang – atas anugerah tersebut, bukan karena belajar bahasa – dapat berkata-kata dalam bahasa yang tidak dimengerti oleh manusia, dikatakan bisa berupa “bahasa malaikat” ataupun bahasa yang ada di muka bumi ini. Bahasa Roh dicatat turun pertama kali atas para rasul, sehingga mereka dapat berbicara dan mewartakan Injil (kabar gembira) meskipun orang lain itu berbahasa yang berbeda. Bahasa Roh tidak dapat dipelajari, namun orang dapat memintanya dengan sepenuh hati pada Roh Kudus, sebab Roh Kudus sendiri telah dijanjikan Yesus Kristus kepada orang yang percaya kepada-Nya. Orang berbahasa roh tidak dalam keadaan ekstase (di luar kesadarannya), melainkan ia secara sadar berkata-kata dalam Bahasa Roh tersebut, hanya saja, kata-kata yang keluar tersebut merupakan hasil bimbingan Roh Kudus. Saat berbahasa Roh, orang akan mendapat kepenuhan Roh dalam dirinya. Ada yang menyebut para penutur Bahasa Roh sebagai golongan karismatik; seperti “Kristen karismatik“.
Glossolalia tercatat dalam Kitab Injil Kristiani dan dipraktikkan oleh beberapa denominasi Kristen dan kaum Kristen kontemporer. Namun, konsep-konsep glossolalia/bahasa Roh sebagai “bahasa-yang-diilhami-Allah” maupun bahasa Roh sebagai “praktik Kristiani yang relevan/sah” belum diterima secara universal.
Di Indonesia, kata glossolalia ditemukan di Alkitab sebagai “bahasa roh”. Walaupun demikian, sering juga disebut sebagai “bahasa lidah” maupun “berbicara dalam lidah asing”.[6] -BERSAMBUNG