PENGLIHATAN AMOS.
APA ESENSINYA BAGI KITA?
Amos 7, 8, 9
Nabi Amos menerima 5 penglihatan dari Allah, yang ditulisnya dalam 3 fasal yang berbeda, namun berurutan,yaitu dalam bagian fasal 7, 8 dan 9.
Kelima penglihatan itu adalah:
1. Belalang
2. Api
3. Tali sipat
4. Bakul berisi buah-buahan musim kemarau
5. Tuhan dekat mezbah
Penglihatan Pertama: BELALANG
~~~~~~~~~~~~~~~
Amos 7:1-3
Kawanan belalang (pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, –yaitu rumput akhir sesudah yang dipotong bagi raja– ) menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah.
Melihat penglihatan itu, nabi Amos memohon belas kasihan Allah, dan Tuhan ALLAH menyesal dan penglihatan yang merupakan gambaran rencana Tuhan atas bangsa Israel tsb., dibatalkanNya.
Ayat 3:
Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. “Itu tidak akan terjadi,” firman TUHAN.
Penglihatan kedua: API
~~~~~~~~~~~~~
Amos 7:4-6
Penglihatan kedua, nabi Amos melihat api memakan habis samudera raya dan
akan memakan habis tanah ladang.
Kembali, nabi Amos memohon belas kasihanNya sehingga Tuhan pun menyesal dan tidak jadi melaksanakan rencanaNya sesuai penglihatan tsb.
Ayat 6:
Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. “Ini pun tidak akan terjadi,” firman Tuhan ALLAH.
Penglihatan ketiga: TALI SIPAT
~~~~~~~~~~~~~
Amos 7:7-9
Pada penglihatan ke-3, inilah yang dilihat oleh Amos.
Tampak Tuhan berdiri dekat sebuah tembok yang tegak lurus, dan di tangan-Nya ada tali sipat.
Tuhan akan menaruh tali sipat di tengah-tengah umat Israel dan tidak akan memaafkannya lagi.
Tali sipat dapat dimengerti sebagai tali pengukur tembok, apakah tembok sudah lurus/belum.
Penglihatan keempat:
~~~~~~~~~~~~~~~
BAKUL BERISI BUAH-BUAHAN MUSIM KEMARAU
Amos 8:1-3
Pada penglihatan ke-4, nabi Amos melihat sebuah bakil berisi buah-buahan musim kemarau.
Dan, TUHAN pun berfirman mengenai kesudahan bagi umat Israel. Tuhan tidak akan memaafkannya lagi.
Penglihatan kelima: Tuhan dekat mezbah
~~~~~~~~~~~~~
Amos 9:1-6
Pada penglihatan ke-5 ini, nabi Amos melihat Tuhan dekat mezbah dan Dia berfirman akan memberikan penghukuman yang tidak dapat dielakkan, karena seluruh alam semesta adalah ciptaanNya.
Jadi, jika ada orang yang akan dihukumNya, berusaha lari dan menghindar dariNya, maka ke mana pun bersembunyi, pasti Tuhan akan menemukan dan menangkapnya.
RENUNGAN:
———–
Semua penglihatan Amos tsb akibat dari perbuatan bangsa Israel yang mendukakan hati Allah.
Namun, seperti yang tertulis dalam Amos 3:7, Tuhan tidak akan berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusanNya kepada hamba-hambaNya, para nabi.
Amos berasal dari Tekoa (selatan/Kerajaan Yehuda) dan diutus Allah untuk menyampaikan firmanNya bagi bangsa/Kerajaan Israel di sisi utara, seperti yang telah kita bahas di awal pembahasan kitab Amos.
Artinya apa?
Artinya, Amos bukan bagian dari Kerajaan Israel.
Namun demikian, ketika 5 penglihatan diberikan oleh Allah kepada Amos, dan penglihatan itu tentang penghukuman atas Israel, maka Amos (yang dari Kerajaan Yehuda) pun memiliki hati yang tulus dan belas kasihan kepada kerajaan Israel, sehingga Amos memohon belas kasihan kepada Allah, khususnya pada penglihatan “belalang” (penglihatan pertama)
Amos 7:2
………..
“Tuhan ALLAH, berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan?
Bukankah ia kecil?”
dan juga saat penglihatan “api” (penglihatan kedua),
Amos 7:5
……………
“Tuhan ALLAH, hentikanlah kiranya!
Bagaimanakah Yakub dapat bertahan?
Bukankah ia kecil?”
Atas permohonan Amos tsb., hati Allah pun terketuk, dan menyesal, sehingga Dia berkata,
“Itu tidak akan terjadi” dan juga
“Inipun tidak akan terjadi”.
Alkitab mencatat, ada hal yang serupa (tapi tidak sama), dengan apa yang pernah dilakukan oleh Musa, saat Musa memimpin bangsa Israel, suatu bangsa yang tegar tengkuk (Keluaran 32:1-34).
Bangsa Israel membuat kesalahan besar, yaitu membuat patung anak lembu emas untuk disembah, sehingga membuat Allah murka dan ingin membinasakan seluruh bangsa Israel (ayat 10) namun Musa memilih “pasang badan” bagi seluruh bangsa Israel.
Musa rela berupaya keras untuk melunakkan hati Allah demi bangsa yang dipimpinnya (Keluaran 32:11-13 ) dan puncaknya ada pada ayat 32.
Keluaran 32:32
Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu — dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.”
Dan akhirnya, murka Allah surut dan Dia pun menyesal (Keluaran 32:14).
ESENSI BAGI KITA:
Tidak semua pemimpin berani mengambil resiko yang sangat besar, seperti yang diambil oleh Amos dan juga Musa. Pada contoh Keluaran fasal 32, bagaimana jika murka Allah tidak surut sehingga benar-benar namanya (nama Musa) dihapuskanNya dari kitab yang telah Dia tulis? Kita belajar dari sikap nabi Amos (dan juga nabi Musa), bahwa demi keselamatan orang lain, demi pengampunan Allah bagi orang lain, kita bisa melakukannya dengan memohon belas kasihan dan pengampunan Allah bagi mereka, sehingga penghukuman tidak dijatuhkan kepada mereka.
Mari berdoa dan memohon kepada Tuhan Yesus Kristus, agar kita dapat meneladani sikap nabi Amos (dan nabi Musa). Hal ini tidak mudah. Butuh pengorbanan serta keberanian extra.
Saya tidak tahu keadaan saudara-saudari saat ini. Apakah saudara/saudari ada dalam posisi memimpin, baik sebagai pemimpin di gereja dalam wadah pelayanan tertentu, atau pun pemimpin dalam lingkup usaha/bisnis? Maukah kita meneladani nabi Amos (dan juga nabi Musa) seperti yang telah kita pelajari tsb di atas.?
Tuhan memberkati saudara…
PENYUSUN YED.