Renungan Harian Seri 3: Ahavah – Kasih yang Sejati
Berdasarkan Ulangan 6:4–5
“Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Ulangan 6:5)
- Arti Kata Ahavah: Kasih yang Berdasarkan Pilihan
Dalam bahasa Ibrani, ahavah (אהבה) berarti kasih yang melibatkan pilihan, komitmen, dan tindakan. Bukan sekadar perasaan emosional, tetapi keputusan untuk memberikan diri secara utuh. Akar katanya terkait dengan memberi (yahav), menunjukkan bahwa kasih sejati selalu melibatkan pemberian diri, kesetiaan, dan pengorbanan, bahkan saat tidak mudah.
- Konteks Israel: Kasih sebagai Respons Perjanjian
Perintah untuk mengasihi Allah muncul dalam konteks perjanjian antara Allah dan Israel. Allah telah lebih dahulu mengasihi mereka—membebaskan dari perbudakan dan memelihara di padang gurun. Maka, kasih mereka adalah respons terhadap kasih Allah. Berbeda dari budaya kuno yang menekankan rasa takut kepada raja, Allah menghendaki kasih yang tulus, bukan ketaatan karena paksaan. Kasih kepada Allah juga diwujudkan melalui ketaatan pada hukum-Nya.
- Tantangan Kasih yang Eksklusif
Di tengah bangsa-bangsa penyembah berhala, Israel dipanggil untuk mengasihi Allah secara total dan eksklusif. Kasih ini menuntut penolakan terhadap segala bentuk kesetiaan ganda—tidak boleh terbagi antara Yahweh dan allah-allah lain. Ahavah menuntut kesetiaan penuh, bahkan saat iman diuji oleh kenyataan hidup.
- Kasih dalam Terang Kristus
Bagi orang Kristen, kasih kepada Allah dipahami melalui salib Kristus. “Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yoh. 4:19). Kasih sejati kepada Allah berarti menempatkan Dia sebagai pusat hidup, dan ini terlihat dalam prioritas, keputusan, serta tindakan nyata setiap hari.
- Kasih yang Terwujud dan Berdampak
Ahavah kepada Allah harus terlihat—dalam cara kita hidup, melayani, berdoa, dan memperlakukan sesama. Seperti Yesus ajarkan, kasih kepada Allah tidak bisa dipisahkan dari kasih kepada sesama. Ketika kita mengasihi Allah, kita juga akan mengasihi apa yang Dia kasihi. Kasih sejati itu konsisten, rela berkorban, dan terus bertumbuh dalam hubungan yang dekat dengan-Nya.