Massa antropogenik
https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-57218485
1.Sebuah tim peneliti dari Weizmann Institute of Sciences, Israel, baru-baru ini menerbitkan sebuah penelitian yang membandingkan massa bangunan atau benda buatan manusia – alias massa antropogenik – dengan semua massa makhluk hidup lainnya, atau biomassa, di dunia.
Mereka mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, apa yang dibuat manusia, melampaui massa makhluk hidup lainnya.
2.Studi Institut Weizmann memperkirakan bahwa rata-rata, setiap orang di dunia sekarang menghasilkan lebih banyak massa antropogenik daripada berat badannya setiap minggu.
“Penemuan bahwa massa antropogenik – benda buatan manusia – sekarang seberat semua makhluk hidup, dan fakta bahwa massa itu terus menumpuk dengan cepat, memberikan perspektif lain yang jelas tentang bagaimana manusia sekarang menjadi pemain utama dalam membentuk wajah planet ini,” kata Profesor Ron Milo, yang melakukan penelitian ini.
“Kehidupan di Bumi dipengaruhi secara kuantitatif oleh tindakan manusia.”
Hasil penelitian ini tidak mengherankan bagi banyak orang yang menganggap bahwa manusia telah mengantarkan zaman geologi baru, yang disebut Antroposen – zaman manusia, istilah yang dipopulerkan oleh Peraih Nobel dan ahli kimia Paul Crutzen.
3.Meskipun awal pasti dari era ini masih bisa diperdebatkan, tidak dapat disangkal bahwa manusia telah menjadi kekuatan dominan di planet ini, mengubah setiap bentuk kehidupan lainnya melalui tindakan kita.
Skala dan ukuran materi antropogenik mengkhawatirkan.
Ambil contoh plastik – kelahiran era plastik modern baru terjadi pada tahun 1907, tetapi saat ini kita sudah memproduksi 300 juta ton plastik setiap tahun.
Lebih jauh, kesadaran bahwa setelah air, beton adalah zat yang paling banyak digunakan di bumi, sulit dipahami.
Teknik perekayasaan kebumian (geoengineering) besar-besaran yang diprakarsai oleh manusia mengalami peningkatan cepat, ketika bahan seperti beton tersedia secara luas.
Kedua bahan ini merupakan komponen utama dari pertumbuhan massa antropogenik.
4.Bahkan petualangan manusia yang relatif baru dalam penjelajahan ruang angkasa, yang dimulai sekitar 60 tahun yang lalu, memicu masalah sampah luar angkasa yang membawa bencana.
5.Bersamaan dengan ini, kita tak berdaya menghadapi es yang mencair di kutub dan suhu global yang semakin panas.
6.Jadi, mengapa ini terjadi? Apakah manusia secara genetik cenderung materialistis sampai pada titik kehancuran kita sendiri? Apakah akumulasi materi antropogenik hanyalah ukuran dari tingkat pemusnahan manusia?
Ataukah alam akan memperlengkapi manusia untuk mengatasi masalah ini? Ini adalah pertanyaan yang jawabannya sangat tidak pasti.